Sumber: Open Society Foundations,Investopedia,Forbes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Simak kisah perjalanan George Soros, miliarder dan filantropis keturunan Yahudi yang pandangan investasinya kerap dijadikan pedoman para investor dunia.
George Soros, lahir dengan nama Gyorgy Schwartz, pada 12 Agustus 1930 di Budapest, Hungaria. Keluarga yang Yahudi kemudian mengganti nama menjadi “Soros” untuk menghindari penganiayaan saat antisemitisme meningkat di Eropa.
Saat masih remaja, George menghadapi nuansa mencekam karena Nazi menduduki Hungaria pada tahun 1944. George dan keluarganya hidup di bawah ketakutan sambil menyusun dokumen identitas palsu dan bersembunyi.
Setelah Perang Dunia II, Soros meninggalkan Hungaria dan melanjutkan studi di London School of Economics. Di sana, pemikirannya mulai terbuka, termasuk soal ekonomi, bisnis, dan investasi.
Baca Juga: Strategi Investasi George Soros: Kunci Sukses Miliarder Dunia
Memulai Karier Sebagai Pialang Saham
Karier profesional Soros dimulai di dunia perbankan dan pialang saham di Inggris dan AS. Dirinya baru mendirikan hedge fund pada akhir 1960-an.
Hedge fund pertama Soros tersebut kelak akan berkembang menjadi Quantum Fund, yang dikenal karena strategi makro spekulatif dan perputaran modalnya yang tinggi.
Mengutip catatan Forbes, reputasi Soros melejit setelah taruhan besar terhadap pound sterling pada 1992, dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai “Black Wednesday”.
Peristiwa itu menghasilkan keuntungan besar dan mempertegas namanya di dunia investasi internasional. Keberhasilan-keberhasilan investasi ini menjadi sumber utama kekayaannya di kemudian hari.
Baca Juga: Profil Masayoshi Son: Orang Terkaya Jepang, Pakar Investasi Teknologi
Filosofi Refleksivitas yang Tersohor
Soros terkenal dengan apa yang dia sebut “refleksivitas”, yaitu gagasan bahwa persepsi pasar memengaruhi realitas ekonomi dan sebaliknya, sehingga pasar tidak selalu efisien.
Filosofi investasi Soros ini mengombinasikan analisis fundamental makro dengan intuisi untuk mengambil posisi besar pada mata uang, obligasi, dan saham ketika ia melihat ketidakseimbangan struktural.
Hasilnya tentu luar biasa. Investopedia mencatat, Quantum Fund mampu membukukan hasil tahunan rata-rata yang sangat tinggi dan mengelola aset miliaran dolar untuk kliennya.
Sejak akhir 1970-an, terutama setelah sukses finansialnya, Soros beralih ke kegiatan filantropi skala besar. Ia mendirikan Open Society Foundations (OSF) untuk mendukung demokrasi, pendidikan, kebebasan pers, dan hak asasi manusia, terutama di Eropa Timur pasca-komunis.
Selama beberapa dekade Soros telah menyumbangkan puluhan miliar dolar ke inisiatif-inisiatif tersebut, membuat OSF menjadi salah satu jaringan filantropi terbesar di dunia.
Baca Juga: Memahami Teori Refleksivitas George Soros: Kunci Investor Modern
Berapa Kekayaan George Soros?
Berdasarkan catatan Forbes per November 2025, George Soros memiliki kekayaan mencapai US$7,5 miliar (sekitar Rp 125,3 triliun).
Sampai artikel ini ditulis, namanya ada di peringkat ke-499 dalam daftar orang terkaya di dunia. Meskipun begitu, yang lebih penting bagi reputasinya adalah total pemberian.
Bloomberg mencatat bahwa Soros telah menyumbangkan puluhan miliar dolar untuk mendanai OSF dan program terkait.
Baca Juga: Kisah Alain & Gerard Wertheimer, Sang Pewaris Bisnis Mewah Chanel
Selanjutnya: Suka Kacang Almond? Jangan Konsumsi bersama 5 Makanan Ini
Menarik Dibaca: Suka Kacang Almond? Jangan Konsumsi bersama 5 Makanan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













