kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%
SOSOK /

Kisah Hans Wilsdorf: Pencipta Rolex yang Jadi Simbol Kemewahan


Minggu, 16 November 2025 / 07:30 WIB
Kisah Hans Wilsdorf: Pencipta Rolex yang Jadi Simbol Kemewahan
ILUSTRASI. Hans Wilsdorf sang pencipta Rolex

Sumber: Vogue,Rolex,RK Watch Service,Bob’s Watches | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Jam tangan Rolex yang kini menjadi simbol kemewahan dan kekayaan lahir dari ide cemerlang Hans Wilsdorf. Mari intip kisahnya yang bermula dari Jerman.

Hans Wilsdorf lahir di Kulmbach, Bavaria (Jerman), pada 22 Maret 1881. Ia menjadi yatim piatu pada usia muda. Kondisi tersebut membuat Wilsdorf mandiri dan tekun.

Ketertarikannya pada bahasa dan matematika serta kesempatan magang di perusahaan ekspor jam di La Chaux-de-Fonds membuka jalan ke dunia jam tangan Swiss.

Dari sana, bibit-bibit Rolex mulai muncul. Sekarang, produk ciptaannya masih bertahan di tahta tertinggi dalam skena jam tangan mewah.

Baca Juga: Strategi Investasi AI Philippe Laffont: Jual Super Micro, Beli CoreWeave

Lahirnya Merek Rolex yang Legendaris

Kisah Rolex bermula tahun 1905, saat Wilsdorf yang berusia 24 tahun pindah ke London. Bersama rekannya, Alfred Davis, dirinya mendirikan perusahaan Wilsdorf & Davis yang merakit komponen penggerak jam tangan Swiss dalam casing dan menjualnya lewat jaringan perhiasan.

Catatan sejarah di situs web resmi Rolex menjelaskan, Wilsdorf mendaftarkan merek dagang Rolex pada tahun 1908.

Nama tersebut digunakan karena dianggap singkat, mudah diucapkan dalam banyak bahasa, dan pas untuk diletakkan pada dial jam.

Keputusan memilih nama Rolex menjadi langkah cerdas. Nama yang mudah diingat, serta terlihat dan terdengar mewah tersebut berhasil memberikan citra yang positif.

Baca Juga: Profil Robert Kuok: Dari Penjual Gula, Jadi Penguasa Jaringan Hotel Shangri-La

Inovasi Tiada Henti

Pada 1914 Rolex menjadi merek jam tangan pertama yang memperoleh sertifikat Kew Observatory kelas “A” untuk ketelitian, sebuah prestasi yang biasanya dicapai oleh kronometer kapal.

Puncaknya terjadi pada tahun 1926, ketika Rolex meluncurkan Rolex Oyster, casing tahan air pertama yang efektif. Inovasi ini tidak hanya mengubah hidup Wilsdorf, tapi juga teknologi jam tangan global.

Pada 1931 Rolex memperkenalkan Perpetual, sebuah mekanisme automatic self-winding dengan rotor dua arah yang memanfaatkan gerakan pemakai untuk mengisi daya mekanismenya.

Wilsdorf sangat ahli memadukan inovasi teknis dengan pemasaran yang kuat. Citra Rolex dibangun melalui sertifikat, uji ketahanan ekstrem, serta taktik pemasaran yang tepat sasaran. 

Ia mengirim Rolex ke penjelajah, pilot, dan penyelam untuk membuktikan ketangguhan produk. Pendekatan ini mengubah Rolex dari produk teknik menjadi simbol kemewahan global.

Wilsdorf juga melahirkan merek Datejust (1945) dan Tudor (1946) sebagai upaya perluasan target pasar. Semua merek itu masih eksis sampai hari ini.

Baca Juga: Kisah Alain & Gerard Wertheimer, Sang Pewaris Bisnis Mewah Chanel

Rolex Jadi Simbol Kemewahan

Rolex Datejust

Hans Wilsdorf wafat pada 6 Juli 1960. Sekarang, Rolex masih dimiliki sepenuhnya oleh Hans Wilsdorf Foundation, yayasan nirlaba yang didirikan oleh Wilsdorf sendiri.

Mengutip RK Watch Service, Rolex tidak memiliki pemegang saham tradisional yang menuntut dividen jangka pendek. Sebaliknya, keuntungan dapat diinvestasikan ulang ke dalam inovasi dan dipakai untuk misi sosial lewat yayasan.

Dalam analisis Bobswatches.com, Rolex diperkirakan masih mampu memproduksi sekitar 1,2 juta jam tangan di 2024. Model vintage seperti Datejust, Day-Date, dan Oyster Perpetual mendominasi, dengan sekitar 55% dari total produksi.

Di awal tahun 2025, Rolex menaikkan harga beberapa model hingga 8%, terutama untuk seri yang berbahan logam mulia. Kebijakan ini didorong oleh kenaikan harga bahan baku, seperti emas, dan tekanan inflasi. 

Kenaikan harga ini sepertinya justru membuat citra mewah Rolex semakin terjaga. 

Baca Juga: Intip Kisah Ernest Garcia II Si Raja Mobil Bekas dari Amerika Serikat

Selanjutnya: Michelle Obama Sebut Amerika Tidak Ingin Perempuan Menjadi Presiden

Menarik Dibaca: 6 Efek Terlalu Banyak Minum Kopi bagi Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×