Sumber: Airbnb Newsroom,Forbes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Brian Chesky saat ini menjadi CEO Airbnb, layanan sewa penginapan nomor satu di dunia. Kisah suksesnya ini bermula ketika dirinya sulit membayar biaya sewa apartemennya sendiri.
Brian lahir di New York, AS, pada 29 Agustus 1981. Singkat cerita, dirinya menempuh pendidikan di Rhode Island School of Design (RISD) dan memperoleh gelar Bachelor of Fine Arts di bidang desain industri.
Di kampus itu, Brian bertemu Joe Gebbia, yang nantinya akan menjadi rekan membangun bisnis Airbnb yang mendunia.
Baca Juga: Zhong Shanshan: Orang Terkaya di China, Raja Air Minum Kemasan
Membangun Airbnb dari Apartemen
Brian Chesky sempat bekerja sebagai desainer industri di Los Angeles. Biaya hidup yang tinggi di kota besar membuatnya menyerah. Pada tahun 2007, dirinya pindah ke San Francisco dan tinggal bersama Joe Gebbia.
Sayangnya, masalah keuangan masih ditemukan. Keduanya kesulitan membayar sewa apartemen. Dari sinilah ide menyewakan kamar muncul.
Sebuah konferensi desain sedang berlangsung di San Francisco. Keduanya menyadari bahwa hampir semua hotel penuh, sementara banyak peserta akan datang dari luar kota.
Dengan uang yang terbatas, Brian dan Joe membeli tiga kasur angin dan menyewakannya kepada peserta konferensi yang tidak mendapatkan kamar hotel. Tamu ditempatkan di salah satu ruangan apartemen mereka.
Ide cerdas tersebut mereka namai sebagai “Air Bed and Breakfast”, yang kemudian disingkat menjadi Airbnb.
Baca Juga: 5 Fakta Chen Zhi: Miliarder Kamboja Terduga Dalang Kejahatan Siber Global
Sukses Bersaing di Dunia Digital
Dari ide sederhana, Chesky dan Gebbia kemudian bekerja sama dengan seorang insinyur bernama Nathan Blecharczyk. Mereka membangun platform online yang bisa menghubungkan pemilik rumah dengan tamu yang mencari tempat tinggal sementara.
Di awal kelahirannya, banyak investor yang menolak memberikan dukungan dana karena menganggap ide tersebut terlalu aneh dan tidak memiliki prospek bisnis.
Titik terang mulai terlihat tahun 2009. Airbnb mendapatkan investasi awal dari Y Combinator, sebuah inkubator startup ternama di Silicon Valley. Modal penting itu membuat Airbnb mendunia.
Di bawah kepemimpinan Brian Chesky, Airbnb tumbuh dari startup kecil menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Mengutip DemandSage, Airbnb saat ini memiliki lebih dari 8 juta penyedia jasa penginapan di lebih dari 220 negara.
Pada tahun 2020, di tengah krisis akibat COVID-19, Chesky mengambil langkah berani. Airbnb kembali mencatat keuntungan dan menjadi salah satu IPO paling sukses tahun 2020, dengan valuasi mencapai lebih dari US$100 miliar.
Baca Juga: Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp dari Keluarga Yahudi Miskin Ukraina
Masuk Daftar Miliarder Dunia Forbes
Dilansir dari Forbes, Chesky memiliki hampir 14% saham Airbnb. Pada tahun 2022, Chesky mengumumkan bahwa ia akan mulai tinggal di Airbnb secara penuh, pindah ke kota atau daerah berbeda setiap beberapa minggu.
Menurut data hingga 29 Oktober 2025, kekayaan Chesky saat ini mencapai US$9 miliar (sekitar Rp 198,3 triliun).
Di luar urusan Airbnb, Chesky juga dikenal karena komitmennya terhadap filantropi. Dirinya menandatangani The Giving Pledge, sebuah janji dari para miliarder untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan kemanusiaan.
Untuk mendukung komitmen itu, Chesky menggunakan sebagian besar saham Airbnb miliknya untuk mendukung pendidikan, kreativitas, dan inisiatif sosial.
Baca Juga: Mengenal Red Emmerson, Sang Pemilik Tanah Terluas di Amerika Serikat
Selanjutnya: Cek Cara Mengatur Durasi Story Instagram Jadi Lebih Panjang di Android & iPhone
Menarik Dibaca: Cek Cara Mengatur Durasi Story Instagram Jadi Lebih Panjang di Android & iPhone
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












