Sumber: Yahoo Finance | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Dunia bisnis global kembali mencatat sejarah baru dari sosok muda dengan latar belakang yang tak terduga. Luana Lopes Lara, mantan balerina profesional, resmi menjadi miliarder perempuan mandiri termuda di dunia pada usia 29 tahun.
Pencapaian ini membuat namanya melampaui figur populer sebelumnya, termasuk Taylor Swift, yang lebih dulu menyandang status miliarder.
Perjalanan Luana bukanlah kisah instan. Ia berasal dari dunia seni tari yang keras dan kompetitif sebelum akhirnya menembus industri teknologi dan keuangan Amerika Serikat.
Baca Juga: Jeff Bezos Renovasi Rumah US$87 Juta, Publik Soroti Polusi dan Pajak
Menurut laporan Yahoo Finance, kekayaannya melonjak setelah perusahaan rintisan yang ia dirikan memperoleh pendanaan besar dan mencatat valuasi fantastis.
Kisah Luana Lopes Lara menjadi contoh nyata bagaimana disiplin, pendidikan, dan ketangguhan mental dapat membentuk kesuksesan lintas bidang. Dari panggung balet hingga papan atas kapitalisme modern, perjalanannya menarik perhatian dunia.
Dari Dunia Balet ke Kampus MIT
Luana Lopes Lara menghabiskan masa remajanya di lingkungan balet yang sangat disiplin. Ia menjalani pendidikan tari klasik di sekolah yang berafiliasi dengan Bolshoi Theater di Brasil, salah satu institusi balet paling keras dan menuntut disiplin ekstrem.
Luana menceritakan bahwa masa tersebut adalah periode paling intens dalam hidupnya. Latihan berlangsung dari pagi hingga malam, diiringi tekanan fisik dan mental yang luar biasa.
Namun, pengalaman itu justru membentuk karakter tangguh yang kelak sangat membantunya di dunia bisnis.
Di balik kesibukannya sebagai penari, Luana memiliki minat kuat pada bidang akademik. Terinspirasi oleh ibunya yang seorang guru matematika dan ayahnya yang berprofesi sebagai insinyur elektro, ia aktif mengikuti kompetisi sains.
Prestasinya di berbagai olimpiade akademik tingkat nasional membuka jalan menuju pendidikan tinggi kelas dunia.
Setelah sempat tampil sebagai balerina profesional di Eropa, Luana mengambil keputusan besar untuk meninggalkan karier seni dan melanjutkan studi ilmu komputer di Massachusetts Institute of Technology. Di kampus inilah arah hidupnya berubah secara fundamental.
Baca Juga: Pesan Hank Green untuk Gen Z: Pasar Saham Bukan Skema Ponzi
Lahirnya Kalshi dan Tantangan Regulasi
Di MIT, Luana bertemu dengan Tarek Mansour, yang kemudian menjadi rekan pendiri Kalshi sekaligus pasangannya dalam membangun perusahaan.
Keduanya memiliki ketertarikan pada persimpangan antara data, probabilitas, dan pasar keuangan. Ide bisnis mereka lahir dari diskusi panjang mengenai bagaimana berbagai keputusan ekonomi sangat bergantung pada prediksi masa depan.
Kalshi didirikan sebagai perusahaan prediction market, sebuah platform yang memungkinkan pengguna memperdagangkan kontrak berbasis probabilitas kejadian di masa mendatang.
Konsep ini meliputi berbagai peristiwa, mulai dari ekonomi, olahraga, hingga politik. Menurut Yahoo Finance, Kalshi resmi diluncurkan pada 2019, namun perjalanan awalnya jauh dari kata mulus.
Hambatan terbesar datang dari sisi regulasi. Sebagai produk keuangan baru, Kalshi menghadapi keraguan dari banyak pihak. Selama bertahun tahun,
Luana dan timnya mendatangi puluhan firma hukum untuk mengupayakan izin resmi, namun sering kali ditolak. Mereka mempertaruhkan waktu, tenaga, dan modal tanpa kepastian hasil.
Titik balik datang ketika Kalshi akhirnya memperoleh persetujuan sebagai bursa kontrak resmi dari otoritas terkait Amerika Serikat. Keputusan tersebut membuka pintu bagi pengembangan produk secara legal dan berkelanjutan, sesuai dengan visi awal pendirinya.
Pertumbuhan Pesat dan Lonjakan Kekayaan
Keberhasilan melewati tantangan hukum menjadi fondasi pertumbuhan Kalshi. Mengutip Yahoo Finance, aktivitas perdagangan di platform ini meningkat sangat pesat dalam kurun satu tahun terakhir. Volume transaksi melonjak tajam hingga mencapai skala miliaran dolar dalam periode mingguan.
Pertumbuhan tersebut menarik minat investor besar dan mitra strategis. Kalshi menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan ternama di sektor teknologi dan keuangan, yang semakin memperkuat posisinya di industri pasar prediksi. Pendanaan terbaru senilai US$1 miliar mendorong valuasi perusahaan mencapai US$11 miliar.
Dengan kepemilikan saham yang signifikan, kekayaan bersih Luana Lopes Lara diperkirakan mencapai US$1,3 miliar. Angka ini secara otomatis menobatkannya sebagai miliarder perempuan mandiri termuda di dunia, menggeser rekor sebelumnya.
Pencapaian ini bukan hanya soal angka, tetapi juga validasi atas visi jangka panjang yang ia pegang sejak awal. Luana dikenal konsisten memperjuangkan prinsip kepatuhan hukum dan transparansi, meskipun harus menghadapi risiko besar di tahun tahun awal pendirian perusahaan.
Tonton: Presiden Prabowo Kembali Meninjau Bencana Banjir di Aceh pada Minggu (7/12/2025)
Makna Kesuksesan bagi Generasi Muda
Kisah Luana Lopes Lara memberikan pelajaran penting bagi generasi muda, khususnya tentang keberanian berpindah jalur dan ketekunan menghadapi ketidakpastian.
Ia membuktikan bahwa latar belakang seni tidak menjadi penghalang untuk sukses di bidang teknologi dan keuangan.
Disiplin balet, ketekunan akademik, serta keberanian mengambil risiko menjadi kombinasi yang membentuk perjalanan hidupnya.
Luana tidak mengejar kesuksesan instan, melainkan membangun fondasi jangka panjang melalui pendidikan dan kepatuhan terhadap aturan.
Dalam usia yang masih sangat muda, ia telah menorehkan dampak besar pada industri keuangan modern. Kisah ini menunjukkan bahwa inovasi, bila dipadukan dengan integritas dan ketangguhan mental, mampu membuka jalan menuju pencapaian luar biasa di panggung global.
Selanjutnya: Galeri 24 Pegadaian Beri Diskon 4% Emas Perhiasan, Cek Juga Harga Logam Mulia Terkini
Menarik Dibaca: Emas dan Perak Makin Diminati? Ini Strategi Menjaga Aset saat Ekonomi Goyah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













