Sumber: Business Chief,Forbes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Nama Yang Huiyan muncul dengan status miliarder perempuan termuda di dunia. Intip latar belakang keluarganya, sampai Huiyan mampu mewarisi kerajaan bisnis Country Garden Holdings.
Yang Huiyan lahir pada tahun 1981 di Shunde, Guangdong, China. Ayahnya adalah Yang Guoqiang, perintis Country Garden Holdings yang saat itu baru mulai dibangun. Belum ada tanda-tanda bahwa perusahaan itu akan menjadi raksasa nasional.
Setelah menempuh pendidikan dasar dan menengah di China, Huiyan melanjutkan studinya di Ohio State University, Amerika Serikat, mengambil jurusan Marketing & Logistics.
Pendidikan internasional inilah yang mengasah perspektif globalnya tentang bisnis modern dan pengelolaan perusahaan besar.
Baca Juga: Kisah Steve Sonnenberg: Bangkit dari Bangkrut, Bangun Awardco Menjadi Unicorn
Menjadi Pewaris Country Garden Holdings
Besar di keluarga pengusaha membuat Huiyan sangat dekat dengan bisnis. Hidupnya pun terbilang nyaman, karena Country Garden Holdings tumbuh dengan baik di China.
Perjalanan finansial Yang Huiyan berubah drastis saat ayahnya memutuskan untuk mempersiapkan masa depan perusahaan melalui skema suksesi.
Sebelum IPO perusahaan pada 2007, sang ayah menyerahkan sebagian besar saham, sekitar 57-70%, kepada Yang Huiyan sebagai bentuk suksesi bisnis.
Mengutip catatan Forbes, kekayaan Yang Huiyan diperkirakan sekitar US$16 miliar saat Country Garden IPO, sehingga menjadikannya perempuan terkaya di Asia saat itu.
Semua kekayaan itu diraihnya saat masih berusia 26 tahun, sehingga status miliarder perempuan termuda di dunia pun melekat padanya.
Baca Juga: Kasus Korupsi & Penipuan: Wilmar Milik Robert Kuok Dihantam Dua Putusan Berat
Memperkuat Dominasi Country Garden di China
Tidak hanya menjadi pewaris yang diam di tempat, Huiyann berhasil memainkan peranan penting dalam strategi ekspansi Country Garden.
Di bawah kepemimpinannya, perusahaan memperluas proyek perumahan ke kota-kota tingkat dua dan tiga di China. Bagi para pengamat, langkah itu terbukti sangat efektif dalam memanfaatkan pertumbuhan urbanisasi negara tersebut.
Fortune pernah memasukkan Yang Huiyan sebagai salah satu “Most Powerful Women International”, menyoroti perannya di perusahaan real estate besar, dominasi kepemilikan saham, dan pengaruh bisnisnya.
Di mata dunia, hadirnya miliarder perempuan dari industri properti dianggap sebagai fenomena tersendiri, mengingat sektor tersebut sangat kompetitif dan jarang dipimpin oleh perempuan.
Baca Juga: Potensi Comeback Jack Ma ke Bisnis Teknologi Pasca Kunjungan ke Ant Group
Krisis Properti China Memberikan Tantangan
Yang Huiyan jelas pernah menghadapi tantangan bisnis. Sejak tahun 2021, industri properti China memasuki masa krisis akibat ketatnya kebijakan pemerintah terhadap arus utang perusahaan.
Country Garden ikut terseret dalam badai tersebut. Penurunan penjualan, tingginya beban utang, dan volatilitas pasar membuat nilai saham perusahaan anjlok tajam.
Per Agustus 2023, meskipun masih tetap miliarder, kekayaan dan posisi finansialnya tidak lagi sehebat masa keemasan. Status yang pernah disandangnya sebagai perempuan terkaya di Asia pun mulai hilang.
Saat ini dirinya masih mempertahankan posisi penting sebagai pemimpin perusahaan, menghadapi tekanan besar untuk menstabilkan kondisi Country Garden di tengah ketidakpastian ekonomi.
Di tengah tantangan bisnis, Huiyang masih menunjukkan komitmennya terhadap kegiatan sosial, terutama dalam bidang pendidikan dan pembangunan komunitas yang rentan.
Dalam salah satu langkah besar, ia mendonasikan saham unit manajemen properti perusahaan bernilai ratusan juta dolar kepada yayasan amal yang dikelola keluarga Yang.
Baca Juga: Saham Golden MV Turun 76%, Manuel Villar Kehilangan Status Orang Terkaya Filipina
Selanjutnya: Panduan Bayar Tagihan Akulaku via Bank Mandiri dengan ATM dan Aplikasi Livin
Menarik Dibaca: Ramalan Kesehatan Shio Tahun 2026, Jangan Abaikan Stres!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












