Sumber: The Straits Times,The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - CEO UOB, Wee Ee Cheong, berbagi rahasia tentang bagaimana sebuah institusi keuangan besar mampu bertahan melewati perubahan zaman, krisis, dan siklus ekonomi global.
Menjelang usia 100 tahun, United Overseas Bank (UOB) berdiri sebagai salah satu contoh paling nyata dari institusi keuangan mampu bertahan di berbagai zaman.
Wee Ee Cheong menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) UOB sejak 2007. Sebagai pemimpin generasi ketiga, Wee telah memimpin UOB selama hampir dua dekade, melewati krisis keuangan global, pandemi, hingga fase perlambatan ekonomi dunia.
Bagi Wee Ee Cheong, rahasia utamanya bukan terletak pada strategi agresif atau pertumbuhan instan, melainkan pada disiplin jangka panjang dalam mengelola bisnis.
Baca Juga: Bos Pop Mart Kehilangan US$11,3 Miliar dalam 4 Bulan!
Menyusun Langkah Jauh ke Depan
Salah satu prinsip utama yang dipegang Wee Ee Cheong adalah tidak menjadikan pergerakan laba kuartalan atau harga saham sebagai kompas utama.
Menurutnya, fluktuasi adalah bagian tak terpisahkan dari industri perbankan.
Pendekatan ini tercermin saat UOB membentuk cadangan tambahan dalam jumlah besar di tengah tekanan pasar. Langkah tersebut memang menekan kinerja jangka pendek, namun mencerminkan filosofi bisnis UOB.
"Lebih baik bersiap lebih awal daripada bereaksi terlambat. Wee memandang siklus penurunan sebagai fase yang harus dilalui, bukan ancaman eksistensial," ungkap Wee, seperti dikutip The Straits Times.
Baca Juga: Kekayaan Pham Nhat Vuong Salip Jack Ma, Resmi Jadi Miliarder Terkuat Asia Tenggara
Asia Tenggara adalah Kunci
Dalam mengungkap rahasia ketahanan UOB, Wee Ee Cheong menempatkan Asia Tenggara sebagai kunci strategis.
Di tengah pergeseran rantai pasok global dan meningkatnya ketegangan perdagangan internasional, kawasan ini dipandang sebagai titik keseimbangan baru pertumbuhan ekonomi.
UOB menargetkan kontribusi pendapatan dari Asia Tenggara mencapai 30% pada 2026, dengan Singapura tetap menjadi pusat operasi utama. UOB berperan sebagai penghubung bagi perusahaan yang berekspansi lintas negara, khususnya antara Singapura dan Malaysia melalui Johor-Singapore Special Economic Zone.
"Ekspansi harus dilakukan secara terukur. Pertumbuhan yang terlalu cepat, tanpa keseimbangan, justru berisiko melemahkan fondasi jangka panjang," kata Wee.
Baca Juga: Profil Kuok Meng Ru: Putra Pendiri Wilmar yang Menguasai Industri Musik Global
Manajemen Risiko sebagai Pilar
Wee Ee Cheong turut menekankan bahwa manajemen risiko adalah jantung dari ketahanan UOB. Institusi keuangan legendaris ini memilih pendekatan konservatif dengan memperkuat cadangan dan menjaga kualitas aset.
Menurut Wee, bank yang mampu bertahan lama bukanlah yang paling agresif saat kondisi baik, melainkan yang tetap disiplin ketika pasar mulai bergejolak.
Baginya, selama bank memiliki profitabilitas yang sehat dan cadangan yang memadai, tekanan jangka pendek tidak akan mengganggu arah strategis.
Baca Juga: Li Ka-shing Rombak CK Hutchison, Restrukturisasi di Tengah Rivalitas AS-China
Diversifikasi Sumber Pendapatan
Akuisisi bisnis consumer banking Citigroup di empat negara Asia Tenggara memperkuat skala dan kualitas basis nasabah UOB.
Selain itu, pengembangan wealth management dan private banking menjadi fokus utama untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan bunga.
UOB menargetkan kontribusi pendapatan non-bunga mencapai 37% pada 2026, sejalan dengan perubahan struktur industri perbankan global.
Baca Juga: 15 Orang Terkaya di Asia, Desember 2025: Mukesh Ambani Sampai Prajogo Pangestu
Menjaga Stabilitas Organisasi
Terakhir, Wee Ee Cheong menegaskan bahwa ketahanan bisnis tidak dapat dipisahkan dari stabilitas organisasi dan budaya perusahaan.
UOB secara konsisten mengutamakan pengembangan talenta internal dan regenerasi bertahap, bukan pergantian kepemimpinan yang mendadak.
Namun, dirinya juga menekankan bahwa stabilitas bukan berarti menolak perubahan. Wee justru mendorong pembaruan berkelanjutan, namun di atas fondasi nilai dan tata kelola yang telah teruji waktu. Organisasi, menurutnya, harus terus tumbuh tanpa kehilangan jati diri.
Baca Juga: Profil Lengkap Lip-Bu Tan, CEO Intel dengan Kekayaan Miliaran Dolar
Selanjutnya: Ramalan 12 Zodiak Keuangan dan Karier Hari Ini Jumat 26 Desember 2025
Menarik Dibaca: Ramalan 12 Zodiak Keuangan dan Karier Hari Ini Jumat 26 Desember 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













