Sumber: CNN,BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Paul Biya kembali memenangkan pemilu presiden Kamerun di usia 92 tahun. Dengan ini, Biya resmi menjadi presiden tertuta di dunia.
Dewan Konstitusi Kamerun pada hari Senin (27/10/2025) mengumumkan Presiden Biya telah terpilih kembali untuk masa jabatan kedelapan.
"Dengan ini diumumkan Presiden terpilih: kandidat Biya Paul," kata Clement Atangana, presiden Dewan Konstitusi Kamerun, dikutip CNN.
Dalam pemilu tersebut, Biya memenangkan 53,7% suara, unggul jauh dari pemimpin oposisi Issa Tchiroma Bakary yang hanya mengumpulkan 35,2% suara.
Bakary, mantan sekutu Biya, sempat mengklaim bahwa dirinya telah memenangkan pemilu sebelum pengumuman resmi disampaikan. Namun, Gerakan Demokratik Rakyat Kamerun (CPDM) yang berkuasa menolak klaimnya.
Baca Juga: Zhong Shanshan: Orang Terkaya di China, Raja Air Minum Kemasan
Kemenangan Biya Diwarnai Pertumpahan Darah
Pemilu presiden Kamerun tahun ini diselenggarakan pada tanggal 12 Oktober. Momen tersebut diwarnai oleh kekerasan mematikan.
Dalam beberapa hari terakhir, ratusan pendukung Tchiroma Bakary telah menentang larangan protes di beberapa kota, dan bentrok dengan pasukan keamanan.
Dilansir dari BBC, sedikitnya empat orang tewas selama protes di ibu kota ekonomi Kamerun, Douala, pada hari Minggu.
Gubernur wilayah tersebut, Samuel Dieudonne Diboua, mengatakan pos-pos polisi telah diserang dan pasukan keamanan telah membela diri.
Kerusuhan berlanjut pada hari Senin. Sejumlah orang ditembak mati di dekat kediaman Tchiroma Bakary di kota Garoua. Sekitar waktu yang sama, Bakary menyampaikan ada tembakan yang ditujukan ke warga sipil yang berkumpul di luar rumahnya.
Baca Juga: Berkenalan dengan Aliko Dangote: Orang Terkaya di Afrika, Raih Kekayaan US$30 Miliar
Menuju Periode Kedelapan
Paul Biya pertama kali menjabat sebagai presiden Kamerun pada tahun 1982. Sejak saat itu, kekuasaannya tidak pernah digeser. Biya terpilih kembali pada tahun 1988, 1992, 1997, 2004, 2011, dan 2018.
Pada awal November 1982, Presiden Alhidjo mengundurkan diri dengan alasan masalah kesehatan. Sesuai arahan konstitusi, Paul Biya yang saat itu menjabat Perdana Menteri langsung naik menjadi Presiden Kamerun.
Pada tahun 2008, Biya menghapuskan batasan masa jabatan presiden. Setelahnya, Biya selalu memenangkan pemilu dengan perolehan suara yang dominan.
Dilansir dari BlackPast.org (Maret 2025), kekayaan bersih Biya yang dikumpulkan selama memimpin Kamerun mencapai US$200 juta (sekitar Rp 4,4 triliun).
Di bawah pemerintahannya, korupsi merajalela di Kamerun. Pada tahun 1998 dan 1999, Transparency International menjuluki Kamerun sebagai "Juara Korupsi Dunia Nomor 1".
Jika melihat proses menuju kemenangannya di pemilu 2025, bukan tidak mungkin Biya akan kembali memimpin Kamerun dengan banyak kontroversi.
Baca Juga: 5 Fakta Chen Zhi: Miliarder Kamboja Terduga Dalang Kejahatan Siber Global
Selanjutnya: Deloitte: Tarif Impor AS Berpotensi Naikkan Biaya dan Tunda Proyek Migas hingga 2026
Menarik Dibaca: Musim Hujan Tiba, Ketahui 5 Tips Ampuh Mencegah Ular Masuk Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













