Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Gejolak pasar saham kerap memicu kekhawatiran di kalangan investor, terutama ketika nilai portofolio bergerak turun tajam dalam waktu singkat.
Fluktuasi harga yang cepat sering kali mendorong keputusan emosional, mulai dari aksi jual terburu-buru hingga perubahan strategi yang tidak terencana. Padahal, bagi investor jangka panjang, volatilitas pasar tidak selalu identik dengan risiko yang harus dihindari.
Warren Buffett, investor legendaris yang dikenal dengan pendekatan nilai dan disiplin jangka panjang, justru memandang volatilitas sebagai peluang.
Dalam berbagai kesempatan, Buffett menegaskan bahwa pergerakan harga saham yang naik turun bukan musuh investor, melainkan sarana untuk memperoleh keuntungan jika disikapi dengan rasional dan sabar. Pandangan ini kembali relevan di tengah pasar global yang kerap bergejolak akibat dinamika ekonomi, suku bunga, dan sentimen geopolitik.
Baca Juga: CEO Microsoft AI, Mustafa Suleyman, Beberkan Perbedaan Filosofi Microsoft dan Meta
Volatilitas sebagai peluang beli
Menurut Buffett, volatilitas pasar sering kali membuat harga saham menyimpang dari nilai intrinsik perusahaan.
Ketika sentimen negatif mendominasi, harga saham perusahaan berkualitas bisa turun bukan karena kinerja bisnis memburuk, melainkan karena kepanikan pasar. Kondisi inilah yang dianggap Buffett sebagai peluang membeli aset berkualitas dengan harga diskon.
Pandangan tersebut disampaikan Buffett dalam pernyataan yang kerap dikutip dari berbagai kesempatan publiknya, termasuk pada 2016, ketika ia menekankan pentingnya memanfaatkan fluktuasi pasar daripada ikut larut di dalamnya.
Ia mendorong investor untuk memanfaatkan ketidaksabaran dan kepanikan pasar, bukan menjadi bagian dari perilaku tersebut.
Dilansir dari Investopedia, Buffett menilai volatilitas bukan ancaman bagi investor yang memahami nilai bisnis yang dimilikinya. Selama fundamental perusahaan tetap solid, penurunan harga saham bersifat sementara dan justru membuka peluang akumulasi bagi investor berorientasi jangka panjang.
Menghindari keputusan emosional
Salah satu risiko terbesar saat pasar bergejolak adalah kecenderungan investor untuk bereaksi secara emosional.
Penurunan tajam sering memicu aksi jual demi menghindari kerugian lebih lanjut, meski keputusan tersebut justru mengunci kerugian dan membuat investor kehilangan peluang pemulihan.
Buffett secara konsisten mengingatkan bahwa pergerakan harga harian tidak mengubah kualitas bisnis sebuah perusahaan.
Menurutnya, investor seharusnya fokus pada kinerja usaha, keunggulan kompetitif, dan prospek jangka panjang, bukan pada fluktuasi harga jangka pendek. Dengan pendekatan ini, volatilitas dapat dikelola secara rasional tanpa memicu kepanikan.
Baca Juga: Fakta Menarik Jeff Bezos: Pernah Bermimpi Jadi Bartender Profesional
Prinsip dasar menghadapi pasar bergejolak
Pendekatan Buffett dalam menghadapi volatilitas tidak terlepas dari prinsip investasi yang sederhana namun disiplin. Prinsip-prinsip ini kerap menjadi rujukan bagi investor yang ingin tetap tenang di tengah pasar yang tidak stabil.
Beberapa prinsip utama yang sering disampaikan Buffett antara lain:
- Fokus pada bisnis, bukan harga saham. Buffett menilai perusahaan berdasarkan kualitas bisnis, bukan pergerakan harga jangka pendek. Jika bisnisnya kuat, penurunan harga saham justru menjadi peluang.
- Berinvestasi pada instrumen yang dipahami. Ia menghindari investasi yang kompleks dan sulit dipahami, karena ketidakpahaman meningkatkan risiko saat pasar bergejolak.
- Memanfaatkan penurunan pasar. Ketika aksi jual massal mendorong harga di bawah nilai wajar, investor yang sabar dan memiliki likuiditas berpeluang mendapatkan imbal hasil lebih baik.
- Berpikir jangka panjang. Buffett dikenal dengan pandangan investasi jangka sangat panjang, bahkan menyebut periode kepemilikan ideal sebagai selamanya.
- Menjaga margin of safety. Membeli saham dengan harga di bawah nilai intrinsik memberikan bantalan jika kondisi ekonomi berubah.
Prinsip-prinsip tersebut menekankan bahwa volatilitas bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan dikelola melalui disiplin dan kesabaran.
Relevansi bagi investor saat ini
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, volatilitas pasar cenderung meningkat. Bagi investor, kondisi ini sering menimbulkan dilema antara bertahan atau keluar dari pasar. Pendekatan Buffett menawarkan sudut pandang berbeda, yakni tetap berpegang pada nilai fundamental dan strategi jangka panjang.
Mengutip Investopedia, investor yang mampu mengendalikan emosi, menghindari spekulasi berlebihan, dan tetap berinvestasi pada aset berkualitas cenderung memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh hasil positif dalam jangka panjang. Volatilitas, dalam konteks ini, menjadi bagian dari proses pembentukan nilai, bukan sekadar sumber risiko.
Pendekatan tersebut juga menekankan pentingnya diversifikasi dan pemahaman atas portofolio yang dimiliki. Dengan portofolio yang terdiversifikasi dan berfokus pada kualitas, dampak fluktuasi jangka pendek dapat diredam tanpa mengorbankan tujuan jangka panjang.
Tonton: Bantuan Asing Terus Berdatangan ke Aceh Meski Pemerintah Indonesia Belum Buka Akses
Tetap rasional di tengah fluktuasi
Volatilitas pasar saham memang tidak dapat dihindari. Namun, cara investor menyikapinya akan menentukan hasil akhir investasi. Warren Buffett menegaskan bahwa kunci menghadapi gejolak pasar adalah disiplin, kesabaran, dan fokus pada nilai jangka panjang.
Alih-alih melihat fluktuasi sebagai sinyal bahaya, investor dapat menjadikannya sebagai peluang untuk meninjau kembali kualitas aset yang dimiliki. Dengan pendekatan yang rasional dan terukur, volatilitas pasar dapat berubah dari sumber kekhawatiran menjadi sarana membangun nilai investasi secara berkelanjutan.
Selanjutnya: Bukan Zidane atau Klopp, Ini Calon Terkuat Pengganti Xabi Alonso di Real Madrid
Menarik Dibaca: Vivo X300 Pro Meluncur, Bawa Lensa 200MP dan Fast Charging 90W Super Cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













