Sumber: Bayt ar-Rahman | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Charles Holland Taylor, yang dikenal juga sebagai C. Holland Taylor, adalah figur penting dalam dialog lintas agama dan Islam moderat.
Namanya belakangan menjadi sorotan setelah dicopot dari jabatan penasihat khusus Ketua Umum PBNU.
Sosoknya dikenal luas di kalangan aktivis kemanusiaan internasional karena konsistensinya mengusung narasi toleransi dan perdamaian.
Baca Juga: Potensi Comeback Jack Ma ke Bisnis Teknologi Pasca Kunjungan ke Ant Group
Perjalanan kariernya juga menunjukkan keterlibatan panjang dalam berbagai inisiatif lintas budaya dan peradaban.
Latar Belakang dan Biografi
Melansir situs Bayt ar-Rahmah, C. Holland Taylor lahir di Winston-Salem, Carolina Utara, Amerika Serikat. Ia tinggal dan dibesarkan di Eropa serta Asia, termasuk di Jerman, Iran, dan Korea Selatan.
Ia kemudian mendalami studi dan kehidupan di dunia Muslim, khususnya studi Islam di Jawa dan dikenal sebagai pakar Islamisasi Jawa pada abad ke-15 dan ke-16.
Taylor menyelesaikan pendidikan di University of North Carolina dengan gelar Bachelor of Arts dan sempat menempuh program doktoral di Princeton University.
Kegiatan Organisasi dan Gerakan
Taylor menjadi tokoh kunci dalam sejumlah organisasi kemanusiaan dan moderasi Islam, diantaranya:
- Co Founder dan CEO LibForAll Foundation sejak 2003.
- Deputi Ketua dan Chief Operating Officer Bayt ar-Rahmah, organisasi Home of Divine Grace yang berdiri untuk memperkuat dakwah Islam.
- Mendirikan Gerakan Humanitarian Islam bersama Nahdlatul Ulama (NU) dan Gerakan Pemuda Ansor pada tahun 2017.
- Co Founder dan CEO lembaga Center for Shared Civilizational Values atau CSCV yang berfokus pada nilai peradaban dan dialog lintas agama.
- Berperan sebagai utusan Gerakan Pemuda Ansor ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk wilayah Amerika dan Eropa.
Melalui perannya di berbagai lembaga tersebut, Taylor sangat aktif dalam upaya melawan ekstremisme, menyusun kerangka teologis perdamaian, dan memperkuat pemahaman Islam yang moderat.
Pemikiran dan Peran di PBNU
Taylor dikenal menggabungkan pengalaman bisnis internasional dan pemahaman mendalam tentang Islam Nusantara.
Bersama K.H. Abdurrahman Wahid, Taylor menulis buku Ilusi Negara Islam sebagai kritik atas pemahaman negara Islam yang sempit.
Tonton: Indonesia Swasembada Pangan, Harga Beras Dunia Langsung Jatuh
Taylor juga berkontribusi pemikiran melalui artikel akademis seperti Maneuvering within Islam’s narrative space yang menyoroti dinamika naratif dalam Islam Nusantara.
Taylor menjabat sebagai Penasihat Khusus Ketua Umum PBNU untuk urusan internasional.
Ia memiliki kedekatan dengan pemimpin-pemimpin NU, termasuk K.H. Yahya Cholil Staquf dan para tokoh NU lainnya.
Pencopotan dari PBNU
Melansir dari Kompas.com (24/11), pada 22 November 2025, Rais Aam PBNU Miftachul Ahyar mengeluarkan surat edaran yang mencabut mandat Taylor dari jabatan penasihat khusus Ketua Umum PBNU.
Pencopotan ini merupakan hasil keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU pada 20 November 2025.
Salah satu alasan yang diungkapkan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf adalah isu dugaan keterkaitan dengan jaringan Zionisme.
Gus Ipul kemudian meminta publik dan pengurus PWNU dan PCNU agar bersabar dan menunggu penjelasan resmi dari jajaran Syuriyah karena kewenangan penuh untuk menjelaskan berada pada mereka.
Selanjutnya: Promo HokBen Hari Guru Nasional 2025, Chiken Teriyaki & Katsu Lebih Murah
Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday 25 November-3 Desember, Cushion-Sunscreen Diskon sampai 70%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













