Paus Leo XIV: Solusi Dua Negara Kunci Damai Israel-Palestina

Sumber: Keuskupan Syracuse,Vatican News,Al Jazeera,Reuters | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Paus Leo XIV menyatakan bahwa hanya solusi dua negara yang dapat membawa perdamaian yang adil dan berkelanjutan bagi Israel dan Palestina.

Melansir dari Reuters, pernyataan itu muncul di tengah krisis yang terus membara di kawasan Timur Tengah. Sikap ini menunjukkan bahwa Vatikan ingin mengambil peran aktif dalam upaya diplomasi moral dan kemanusiaan.

Penegasan ini disampaikan dengan penuh harapan agar dunia internasional mampu mendukung terciptanya penyelesaian konflik yang manusiawi dan seimbang.

Pernyataan tersebut penting karena datang dari paus baru yang berusaha meneguhkan nilai keadilan serta rekonsiliasi dalam konflik global. Sikap seperti ini memberi harapan bahwa dialog dan diplomasi bukan hanya sekadar wacana tetapi bisa menjadi pijakan nyata menuju perdamaian.

Profil Paus Leo XIV

Paus Leo XIV lahir dengan nama Robert Francis Prevost di Chicago, Amerika Serikat, pada 14 September 1955 seperti dilansir dari Vatican News.

Ia menempuh pendidikan di Villanova University dan kemudian melanjutkan studi teologi serta hukum kanon di Roma.

Selepas tahbisan imam pada 1982, Prevost banyak berkarya sebagai misionaris di Peru, melayani paroki dan mendidik calon imam.

Kariernya berkembang ketika ia diangkat sebagai prior general Ordo Augustinianus, lalu diangkat menjadi uskup di Peru.

Kemudian pada 2023 ia dipercaya memimpin Dicastery for Bishops di Vatikan. Melansir situs resmi Keuskupan Syracuse, pada tahun 2025 ia terpilih sebagai paus sehingga menjadi paus pertama asal Amerika Serikat.

Gaya kepemimpinannya dikenal sebagai kombinasi antara tradisi dan keterbukaan, dengan visi menjadikan Gereja sebagai jembatan dialog dan perdamaian global,.

Pernyataan Paus Leo XIV dan Solusi Dua Negara

Dalam penerbangan dari Turki menuju Lebanon pada akhir November 2025, Paus Leo XIV menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan keluar yang realistis untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina seperti diwartakan oleh Reuters.

Ia menyatakan bahwa meskipun pemerintah Israel hingga kini belum menerima solusi tersebut Vatikan tetap memandang pendekatan ini sebagai dasar perdamaian yang adil bagi semua pihak.

Paus Leo XIV juga menyerukan perhatian terhadap nasib warga sipil yang terdampak konflik, terutama di Gaza.

Ia mendesak agar bantuan kemanusiaan segera diberikan dan gencatan senjata dipertimbangkan sebagai langkah awal menuju perdamaian.

Mengutip dari Al Jazeera, pendekatan ini ia kemukakan ketika berbicara tentang urgensi solusi damai dan rasa kemanusiaan sebagai fondasi utama resolusi konflik.

Mengapa Solusi Dua Negara Dipandang sebagai Jalan Terbaik

Solusi dua negara dianggap membawa keadilan karena memungkinkan eksistensi dua entitas politik yang merdeka dan aman bagi warga Israel dan Palestina.

Penegasan Paus Leo XIV mencerminkan keyakinan Vatikan bahwa solusi itu mampu memenuhi hak asasi manusia serta aspirasi rakyat masing-masing pihak.

Dengan memilih jalur diplomasi dan mediasi moral, Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV menunjukkan bahwa konflik tidak bisa diselesaikan hanya dengan kekerasan.

Sikap ini menekankan bahwa upaya dialog, rekonsiliasi dan perlindungan kemanusiaan harus diutamakan daripada kekuasaan atau dominasi.

Tonton: Proyek Danatara Seperti Proyek Sampah dan Kampung Haji Dinilai Tak Beri Return Baik

Selain itu, pendekatan dua negara memberikan kerangka hukum dan politik yang relatif jelas untuk membangun negara Palestina yang sah berdampingan dengan Israel.

Hal tersebut diharapkan bisa menarik dukungan dunia internasional sehingga penyelesaian konflik lebih mudah dirasakan bersama secara adil dan berkelanjutan.

Peran Vatikan sebagai Mediator Internasional

Vatikan menawarkan diri sebagai mediator netral tanpa keberpihakan yang jelas pada satu pihak. Paus Leo XIV mengajak komunitas internasional untuk mendukung perdamaian dan menengahi dialog antara Israel dan Palestina.

Dengan posisi spiritual dan moral yang diembannya, paus berpotensi memfasilitasi negosiasi berdasarkan nilai keadilan, kemanusiaan dan penghormatan terhadap hak asasi.

Pendekatan Vatikan ini bisa membuka ruang bagi negara negara lain dan lembaga internasional untuk mendukung solusi damai.

Vatikan dapat membantu merekonstruksi kepercayaan antara kedua belah pihak serta memastikan bahwa setiap langkah diplomasi memperhatikan nasib warga sipil dan hak asasi manusia.