kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%
SOSOK /

Mengintip Portofolio Bill Ackman: Fokus pada 5 Saham Kapitalisasi Besar


Kamis, 18 Desember 2025 / 10:14 WIB
Mengintip Portofolio Bill Ackman: Fokus pada 5 Saham Kapitalisasi Besar
ILUSTRASI. Mengintip Portofolio Bill Ackman: Fokus pada 5 Saham Kapitalisasi Besar. (REUTERS/Mike Blake)

Sumber: The Motley Fool,The Motley Fool | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Investor kawakan Bill Ackman dikenal sebagai pengelola hedge fund dengan pendekatan terfokus.

Melalui Pershing Square Capital Management, Ackman menempatkan porsi besar dana kelolaannya hanya pada segelintir saham berkapitalisasi besar yang dinilai memiliki kualitas tinggi dan valuasi menarik.

Strategi ini membuat portofolio Pershing Square terlihat sangat terkonsentrasi dibandingkan kebanyakan hedge fund global.

Saat ini, sekitar 75 persen dari portofolio saham Pershing Square yang bernilai sekitar US$ 15 miliar, setara sekitar Rp 240 triliun, terkonsentrasi pada lima saham utama.

Baca Juga: Olivier Janssens, Miliarder Kripto yang Picu Isu Negara di Dalam Negara

Dengan aset kelolaan mencapai sekitar US$ 19 miliar atau sekitar Rp 304 triliun, pendekatan ini mencerminkan keyakinan kuat Ackman terhadap prospek jangka panjang emiten yang dipilihnya.

Ackman sendiri tercatat memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 9,3 miliar atau setara Rp 148,8 triliun dan masuk jajaran orang terkaya dunia.

Pendekatan investasi Ackman berfokus pada perusahaan dengan arus kas kuat dan risiko penurunan yang relatif terbatas. Ia juga dikenal sebagai investor aktivis yang kerap mengambil peran untuk mendorong perubahan strategis demi meningkatkan nilai pemegang saham.

Dilansir dari The Motley Fool, kombinasi antara investasi nilai dan aktivisme pemegang saham menjadi alasan utama mengapa Pershing Square hanya memegang saham di sekitar 15 perusahaan besar di Amerika Utara.

Uber Technologies Jadi Kepemilikan Terbesar

Uber Technologies menempati posisi teratas dalam portofolio Pershing Square dengan bobot sekitar 19,6% . Ackman mulai mengakumulasi saham perusahaan transportasi dan layanan pengantaran ini pada Januari 2025, dengan total kepemilikan sekitar 30,3 juta saham.

Ackman menilai Uber memiliki model bisnis dengan efek jaringan yang kuat, didukung manajemen berpengalaman dan kinerja operasional yang solid.

Arus kas yang terus menguat serta program pembelian kembali saham juga menjadi daya tarik utama. Ia melihat adopsi kendaraan otonom ke depan lebih sebagai peluang dibandingkan ancaman bagi ekspansi bisnis ride hailing Uber.

Menurut pandangannya, valuasi Uber masih belum sepenuhnya mencerminkan potensi pertumbuhan laba per saham yang dapat melampaui 30% per tahun.

Brookfield Corporation Andalan Aset Alternatif

Kepemilikan terbesar kedua adalah Brookfield Corporation dengan porsi sekitar 17,7 %. Ackman mulai menambah saham ini pada 2024 ketika melihat valuasi yang menarik di tengah percepatan pertumbuhan laba.

Brookfield memiliki kepemilikan mayoritas di Brookfield Asset Management serta bisnis asuransi dan anuitas melalui Brookfield Wealth Solutions.

Selain itu, perusahaan ini mengelola lebih dari US$ 1 triliun aset di sektor infrastruktur, energi terbarukan, properti, dan private equity, atau setara sekitar Rp 16.000 triliun.

Dua pendorong pertumbuhan utama Brookfield adalah permintaan infrastruktur kecerdasan buatan dan meningkatnya kebutuhan solusi keuangan dari populasi yang menua.

Baca Juga: Tak Perlu Takut saat Terjadi Volatilitas, Ini Nasihat dari Warren Buffett

Alphabet Dinilai Masih Kurang Dihargai Pasar

Alphabet menyumbang sekitar 14,4 %dari portofolio Pershing Square. Ackman mulai membeli saham induk Google ini sejak 2023 dan terus menambah kepemilikan seiring waktu.

Alphabet dinilai agresif mengintegrasikan kecerdasan buatan ke berbagai lini bisnisnya, mulai dari mesin pencari, YouTube, hingga Google Cloud.

Pada kuartal terakhir, Alphabet mencatat pendapatan kuartalan menembus US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.600 triliun dengan pertumbuhan laba bersih tahunan sekitar 33 %.

Meski memiliki pangsa pasar mesin pencari sekitar 90%, Ackman menilai pasar belum sepenuhnya memberikan valuasi yang sepadan dengan kekuatan bisnis dan momentum pertumbuhan perusahaan.

Howard Hughes Holdings Jadi Proyek Jangka Panjang

Howard Hughes Holdings menyumbang sekitar 13,4% portofolio dan menjadi salah satu investasi jangka panjang Ackman.

Ia terlibat sejak pembentukan perusahaan ini pada 2010. Howard Hughes bergerak di pengembangan dan pengelolaan kawasan terpadu yang mencakup ritel, perkantoran, hunian, dan perhotelan.

Awal tahun ini, Pershing Square menambah kepemilikan saham sehingga total kepemilikan mencapai sekitar 47 persen.

Ackman kembali menjabat sebagai executive chairman dan berencana mengembangkan perusahaan ini menjadi holding terdiversifikasi, dengan model yang terinspirasi dari Berkshire Hathaway.

Tonton: Bukan Kaleng-Kaleng! Full Review Toyota Veloz Hybrid

Restaurant Brands Lengkapi Lima Besar

Restaurant Brands International melengkapi lima kepemilikan terbesar dengan bobot sekitar 10,6 persen. Perusahaan ini mengelola merek waralaba global seperti Burger King, Tim Hortons, Popeyes, dan Firehouse Subs dengan model bisnis berbasis royalti dan biaya waralaba.

Sekitar 70 persen laba perusahaan berasal dari segmen internasional serta bisnis Tim Hortons di Amerika Utara. Untuk mendorong pertumbuhan,

Restaurant Brands tengah mengalokasikan investasi besar hingga 2028 guna merevitalisasi Burger King di Amerika Serikat melalui renovasi gerai, teknologi, dan pemasaran.

Mengutip The Motley Fool, konsentrasi tinggi pada lima saham utama mencerminkan keyakinan Ackman terhadap kualitas bisnis dan potensi peningkatan nilai jangka panjang.

Strategi ini sekaligus menegaskan karakter Pershing Square sebagai hedge fund dengan pendekatan selektif dan fokus, yang bertumpu pada analisis fundamental dan peran aktif dalam tata kelola perusahaan.

Selanjutnya: Wisata Labuan Bajo ke Depan, Tak Sekadar Indah tapi Juga Berkelanjutan

Menarik Dibaca: Wisata Labuan Bajo ke Depan, Tak Sekadar Indah tapi Juga Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×