Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Menurunnya pasar saham sering memicu kepanikan, padahal kondisi tersebut justru dapat menjadi peluang bagi investor yang mampu berpikir jernih.
Banyak investor cenderung menjual aset karena takut kerugian semakin besar, namun pendekatan seperti ini tidak sesuai dengan filosofi investasi Warren Buffett.
Dilansir dari Investopedia, Buffett terbukti membangun kesuksesannya justru ketika pasar sedang tertekan, yang menunjukkan bahwa ketenangan dan rasionalitas memegang peran penting dalam menghadapi gejolak pasar.
Baca Juga: Mengintip Kerajaan Bisnis Cristiano Ronaldo, Sang Atlet Terkaya di Dunia
Dengan memahami prinsip dasarnya, investor dapat memperkuat strategi sekaligus mengurangi kesalahan keputusan akibat emosi.
Buffett telah berkali-kali menekankan bahwa pasar tidak dapat diprediksi dan cenderung bergerak secara fluktuatif.
Ketika harga saham turun, belum tentu nilai bisnisnya ikut menurun. Prinsip inilah yang membuatnya mampu tetap bertahan selama berbagai krisis pasar.
Mengutip penjelasan dari Investopedia, Buffett tidak hanya bertahan dalam kondisi volatil, tetapi justru memperoleh keuntungan besar berkat fokusnya pada perusahaan berkualitas dan keputusan yang terukur.
Tetap Tenang dan Hindari Menjual Karena Panik
Salah satu pesan paling konsisten dari Buffett adalah pentingnya menjaga ketenangan ketika pasar bergerak liar.
Ia pernah menyatakan bahwa pasar saham cenderung memindahkan uang dari mereka yang aktif ke mereka yang sabar.
Menjual saham saat kondisi panik biasanya membuat investor kehilangan kesempatan untuk menikmati pemulihan pasar yang sering terjadi setelah periode penurunan.
Ketika harga anjlok sementara nilai perusahaan tetap solid, keputusan terburu-buru justru berpotensi merugikan dalam jangka panjang.
Menerapkan Prinsip “Takut Saat Orang Lain Serakah dan Serakah Saat Orang Lain Takut”
Prinsip ini menjadi fondasi utama gaya investasi Buffett. Ia menilai bahwa ketakutan massal sering menciptakan harga diskon bagi saham perusahaan yang sebenarnya kuat.
Contohnya ketika krisis finansial 2008 terjadi, Buffett mengambil langkah berani dengan menanam dana pada perusahaan besar saat investor lain menjual secara besar-besaran.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa peluang terbaik sering muncul ketika pasar sedang terpuruk karena harga tidak mencerminkan nilai sesungguhnya.
Fokus pada Fundamental Bisnis, Bukan Pergerakan Harga
Untuk Buffett, penurunan harga tidak serta merta berarti turunnya prospek bisnis. Ia sering memberikan contoh sederhana seperti apakah penurunan harga saham Coca-Cola akan mengurangi jumlah konsumsi minuman tersebut tahun depan.
Pendekatan yang sama berlaku pada bisnis pembayaran seperti American Express yang tetap digunakan banyak konsumen.
Fokus pada fundamental membantu investor melihat bahwa fluktuasi harga hanyalah opini pasar jangka pendek, bukan gambaran nilai perusahaan secara keseluruhan.
Tonton: Presiden Prabowo Subianto Kunjungi Warga Korban Banjir Tapanuli
Tidak Berusaha Memprediksi Waktu Pasar
Buffett menilai bahwa upaya memprediksi kapan pasar naik atau turun hanya membuang waktu dan energi.
Ia tidak mencari momen yang sempurna untuk membeli atau menjual saham, tetapi memegangnya dalam jangka sangat panjang selama bisnis tersebut menunjukkan kinerja sehat.
Konsistensinya terlihat dari kepemilikan saham pada perusahaan yang sama selama puluhan tahun, menegaskan bahwa kesabaran adalah kunci keuntungan yang stabil.
Menjaga Cadangan Kas untuk Peluang
Berbeda dengan banyak investor yang memilih menempatkan seluruh modal ke dalam pasar, Buffett justru menyisakan cadangan kas dalam jumlah besar.
Baginya, kas bukan sekadar aset pasif tetapi alat strategis untuk menangkap peluang ketika pasar jatuh.
Dengan posisi kas yang kuat, ia dapat bergerak cepat membeli perusahaan bagus dengan harga terdiskon ketika investor lain kesulitan likuiditas.
Persiapan seperti ini membuatnya selalu berada dalam posisi untuk mengambil keuntungan saat kondisi tidak menentu.
Melihat Penurunan Pasar sebagai Peluang, Bukan Ancaman
Filosofi Buffett menekankan pentingnya pola pikir yang rasional. Penurunan pasar bukan sinyal bahaya mutlak, tetapi momen untuk menilai kembali nilai perusahaan tanpa bias emosi.
Investor yang mampu mengendalikan reaksi dan tetap fokus pada kualitas bisnis cenderung memiliki peluang lebih besar untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang.
Dengan menerapkan prinsip ketenangan, disiplin, dan fokus pada fundamental seperti yang dicontohkan Warren Buffett, investor dapat mengubah kondisi pasar yang tidak menentu menjadi peluang berharga untuk membangun kekayaan di masa depan.
Selanjutnya: Kode Redeem Bleach Soul Resonance Desember 2025: Semua Daftar Terbaru dan Cara Klaim
Menarik Dibaca: Cessa Gandeng RS Bunda Group, Hadirkan Solusi untuk Bayi Baru Lahir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













