Sumber: Pemerintah Kota Bima,Kominfotik Kota Bima | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai salah satu pemimpin daerah yang berperan penting dalam dunia pendidikan dan perjuangan kemerdekaan di wilayah Bima.
Sosoknya tidak hanya dikenang sebagai penguasa Kesultanan Bima, tetapi juga sebagai tokoh yang berpikiran maju dan peduli terhadap kesejahteraan rakyat.
Atas jasa dan pengabdiannya, beliau resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 10 November 2025.
Baca Juga: Profil Zainal Abidin Syah: Pahlawan Nasional Baru dari Kesultanan Tidore
Latar Belakang dan Masa Muda
Sultan Muhammad Salahuddin lahir di Bima pada 14 Juli 1889 dari keluarga bangsawan Kesultanan Bima. Sejak muda, ia dikenal memiliki semangat belajar yang tinggi dan tekun dalam menimba ilmu agama.
Ketertarikannya terhadap pendidikan dan pembaruan sosial terlihat sejak masa remajanya, ketika beliau aktif berinteraksi dengan tokoh-tokoh ulama dan cendekiawan Nusantara.
Mengutip dari repositori UIN Alauddin Makassar, pendidikan yang beliau tempuh tidak hanya berfokus pada ilmu agama, tetapi juga mencakup tata pemerintahan dan administrasi.
Hal ini menjadikannya figur pemimpin yang menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan kemampuan manajerial modern. Ketika naik takhta, ia membawa semangat pembaruan yang jarang dimiliki oleh pemimpin daerah pada masa kolonial.
Kiprah dalam Pemerintahan dan Pendidikan
Sebagai pemimpin Kesultanan Bima, Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai sosok reformis. Ia memperkenalkan berbagai kebijakan untuk memperluas akses pendidikan, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya sulit menjangkau sekolah.
Salah satu langkah besarnya adalah mengirim putra-putri Bima untuk belajar ke luar daerah agar kelak dapat berkontribusi pada kemajuan daerahnya.
Melansir situs Pemerintah Kota Bima, Sultan Salahuddin juga mendorong pembentukan lembaga pendidikan Islam yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan umum.
Langkah tersebut menunjukkan kepeduliannya terhadap keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia, yang saat itu masih jarang ditemui di wilayah-wilayah kerajaan Nusantara.
Selain fokus di bidang pendidikan, beliau juga memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya melalui kebijakan yang menolak ketidakadilan dan penindasan kolonial.
Dalam berbagai kesempatan, Sultan Salahuddin menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi rakyat Bima sebagai bentuk ketahanan sosial terhadap tekanan penjajahan.
Peran dalam Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, Sultan Muhammad Salahuddin termasuk pemimpin daerah yang segera menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Republik Indonesia.
Mengutip dari situs Kominfotik Pemerintah Kota Bima, beliau aktif menjaga stabilitas keamanan dan membantu proses integrasi wilayah Bima ke dalam struktur negara yang baru berdiri.
Sultan Salahuddin dikenal menjunjung tinggi semangat nasionalisme dan kedaulatan rakyat. Ia memberikan keteladanan dengan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun kerajaan.
Dalam masa transisi pasca-kemerdekaan yang penuh tantangan, kebijaksanaan dan jiwa kepemimpinannya menjadi teladan bagi masyarakat Bima dan sekitarnya.
Tonton: IHSG Kembali Turun Tipis Hari Ini (10 November 2025)
Pengakuan Negara sebagai Pahlawan Nasional
Atas seluruh jasa dan pengabdiannya, pemerintah memberikan penghargaan tertinggi berupa gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2025.
Penetapan Sultan Muhammad Salahuddin didasarkan pada kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur pendidikan, sosial, dan kebudayaan.
Dalam pernyataan resminya, Pemerintah Kota Bima menyampaikan rasa bangga atas penghargaan tersebut dan menegaskan komitmen untuk melestarikan nilai-nilai kepemimpinan Sultan Salahuddin.
Pemerintah daerah juga menilai, gelar ini merupakan bentuk pengakuan terhadap peran penting tokoh-tokoh daerah yang turut membangun fondasi kebangsaan Indonesia.
Warisan dan Teladan untuk Generasi Muda
Hingga kini, nama Sultan Muhammad Salahuddin diabadikan dalam berbagai lembaga publik di wilayah Bima dan Nusa Tenggara Barat.
Sejumlah sekolah dan fasilitas umum menggunakan namanya sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasanya.
Selain itu, nilai-nilai kepemimpinan, keadilan, dan cinta pendidikan yang ia tanamkan masih menjadi bagian dari identitas masyarakat Bima.
Gagasan pembaruan pendidikan yang dirintis oleh Sultan Salahuddin memiliki pengaruh jangka panjang dalam membentuk pola pikir masyarakat Bima yang terbuka terhadap ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman. Pemikiran beliau menjadi bukti bahwa pendidikan adalah senjata utama dalam membangun kemandirian bangsa.
Selanjutnya: Usulan BI, RUU Redenominasi Masuk Program Legislasi Nasional 2025-2029
Menarik Dibaca: 13 Cara Alami Mengobati Kolesterol Tinggi yang Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













