kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%
SOSOK /

Elon Musk: Kecemasan dan Optimisme di Era AI, Siapkah Kita?


Minggu, 02 November 2025 / 04:30 WIB
Elon Musk: Kecemasan dan Optimisme di Era AI, Siapkah Kita?
ILUSTRASI. Elon Musk: Kecemasan dan Optimisme di Era AI, Siapkah Kita? Patrick Pleul/Pool via REUTERS//File Photo

Sumber: Yahoo Finance | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Elon Musk kembali menarik perhatian dunia dengan pandangan kontroversialnya mengenai kecerdasan buatan (AI).

Dalam siaran langsung peluncuran Grok 4 dari perusahaannya, xAI, Musk berbicara tentang kemungkinan AI menjadi kekuatan paling cerdas di dunia.

Ia menegaskan bahwa teknologi ini “kemungkinan besar akan baik untuk umat manusia”, meski tetap menyimpan kekhawatiran pribadi atas dampaknya.

Baca Juga: Profil Hartono Bersaudara, Pemilik Klub Como 1907 dan Gurita Bisnisnya

Mengutip dari Yahoo Finance, Musk mempertanyakan sekaligus menjawab pandangan publik terhadap masa depan AI. “Apakah AI akan menjadi hal buruk atau baik bagi manusia? Saya pikir akan baik. Kemungkinan besar akan baik,” ujarnya dalam siaran tersebut.

Namun, ia juga menambahkan pernyataan mengejutkan, “Bahkan jika ternyata tidak baik, saya tetap ingin hidup untuk melihatnya.”

Kecerdasan Buatan yang Melampaui Manusia

Dalam kesempatan yang sama, Musk memperkenalkan Grok 4 sebagai versi terbaru sistem AI besutannya. Ia dengan yakin menyebut bahwa Grok 4 “lebih pintar daripada hampir semua mahasiswa pascasarjana di berbagai bidang sekaligus”.

Pernyataan ini menunjukkan keyakinan Musk bahwa AI sudah melampaui batas kemampuan manusia dalam berbagai disiplin ilmu.

Meski demikian, ia mengakui adanya rasa cemas terhadap kekuatan baru yang sedang diciptakan manusia itu sendiri.

“Agak menggelisahkan memiliki kecerdasan yang jauh melampaui kita,” ungkapnya. Kekhawatiran tersebut menggambarkan ambivalensi Musk, antara kekaguman dan ketakutan terhadap potensi AI.

Akhir dari Konsep Ekonomi Manusia?

Musk juga melontarkan pandangan tajam soal masa depan ekonomi. Ia menilai bahwa konsep “ekonomi manusia” mungkin akan menjadi hal yang usang di masa mendatang.

“Gagasan tentang ekonomi manusia, jika peradaban terus berkembang, akan terlihat sangat kuno di masa depan,” katanya.

Ia menggambarkan kondisi saat ini seperti manusia purba yang baru belajar menyalakan api.

Pernyataan ini menegaskan bahwa Musk melihat era AI sebagai titik balik besar dalam sejarah peradaban. Bukan sekadar alat bantu produktivitas, AI dapat mengubah tatanan sosial, ekonomi, hingga makna pekerjaan itu sendiri.

Tonton: Bertemu di Korea, Trump dan Xi Jinping Sepakat Akhiri Perang Dagang

Antara Rasa Takut dan Rasa Ingin Tahu

Meski pernah memperingatkan bahwa AI adalah “risiko eksistensial fundamental bagi peradaban manusia”,

Musk kini tampak lebih berdamai dengan kenyataan tersebut. Ia mengakui bahwa risiko memang ada, namun rasa ingin tahunya terhadap masa depan lebih besar daripada rasa takutnya.

“Mungkin AI akan baik. Mungkin tidak. Tapi saya ingin melihatnya,” ujarnya.

Pernyataan ini mencerminkan sisi khas Elon Musk, optimistis, berani mengambil risiko, dan tetap penasaran terhadap segala bentuk inovasi, bahkan jika inovasi itu bisa mengubah atau mengakhiri dunia sebagaimana kita mengenalnya sekarang.

Selanjutnya: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Minggu 2 November 2025, Segera Evaluasi Diri

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Minggu 2 November 2025, Segera Evaluasi Diri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU

×