kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   29.000   1,24%
  • USD/IDR 16.616   9,00   0,05%
  • IDX 8.067   -160,68   -1,95%
  • KOMPAS100 1.104   -18,58   -1,66%
  • LQ45 772   -16,13   -2,05%
  • ISSI 289   -5,28   -1,79%
  • IDX30 403   -8,81   -2,14%
  • IDXHIDIV20 455   -7,63   -1,65%
  • IDX80 122   -2,25   -1,82%
  • IDXV30 131   -1,45   -1,10%
  • IDXQ30 127   -1,92   -1,49%
SOSOK /

Warren Buffett: Nilai Buku Tak Lagi Relevan di Era Aset Tidak Berwujud


Selasa, 14 Oktober 2025 / 13:22 WIB
Warren Buffett: Nilai Buku Tak Lagi Relevan di Era Aset Tidak Berwujud
ILUSTRASI. Warren Buffett: Nilai Buku Tak Lagi Relevan di Era Aset Tidak Berwujud.

Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Warren Buffett, salah satu investor paling berpengaruh di dunia, pernah menegaskan bahwa metrik book value atau nilai buku kini tidak lagi menjadi ukuran akurat dalam menilai nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan.

Pemikiran ini disampaikan dalam surat tahunan Berkshire Hathaway kepada para pemegang saham dan dikutip dari laman resmi Investopedia

.Baca Juga: China Jatuhkan Sanksi kepada Unit Pembuat Kapal Hanwha yang Berafiliasi dengan AS

Mengapa Nilai Buku Kehilangan Relevansi

Selama beberapa dekade, nilai buku sering digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai apakah suatu saham tergolong murah atau mahal.

Namun, menurut Buffett, kondisi ekonomi modern membuat tolok ukur ini semakin tidak relevan.

Ia menjelaskan bahwa perubahan besar dalam komposisi aset perusahaan, terutama beralihnya nilai dari aset berwujud ke aset tidak berwujud seperti merek, reputasi, dan teknologi, menyebabkan nilai buku tidak lagi mencerminkan kekuatan bisnis yang sesungguhnya.

Buffett menekankan bahwa pada masa lalu, ketika Berkshire Hathaway masih fokus pada bisnis berbasis aset fisik seperti pabrik dan peralatan, book value menjadi metrik penting.

Namun kini, dengan portofolio investasi yang didominasi oleh perusahaan berbasis pengetahuan dan layanan, pendekatan itu tidak lagi akurat.

Fokus pada Nilai Intrinsik

Sebagai gantinya, Buffett lebih menganjurkan fokus pada intrinsic value atau nilai intrinsik, yakni estimasi nilai riil suatu bisnis berdasarkan potensi laba masa depan.

Menurutnya, nilai intrinsik mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan uang secara berkelanjutan, bukan sekadar mencatatkan aset di neraca.

Dalam pandangannya, nilai buku bisa memberikan gambaran kasar tentang posisi keuangan, tetapi tidak cukup untuk menentukan apakah sebuah perusahaan layak dibeli.

Ia mencontohkan bahwa kenaikan nilai pasar beberapa investasi Berkshire, seperti Apple, tidak akan pernah tercermin secara proporsional dalam laporan nilai buku.

Tonton: Prabowo Siap Kirim 20.000 Pasukan Perdamaian ke Gaza

Pesan bagi Investor Modern

Buffett menyarankan para investor untuk tidak terjebak pada angka-angka statis dalam laporan keuangan.

Ia menilai bahwa memahami bisnis secara menyeluruh, terutama kekuatan kompetitif dan kemampuan menghasilkan arus kas, jauh lebih penting dibandingkan terpaku pada rasio nilai buku terhadap harga saham (price-to-book ratio).

Kutipan dari Investopedia menjelaskan bahwa perubahan cara pandang Buffett ini menjadi salah satu tonggak penting dalam evolusi strategi investasi nilai (value investing).

Prinsip tersebut mendorong investor untuk melihat lebih dalam ke arah masa depan perusahaan, bukan sekadar menilai aset yang terlihat di neraca.

Selanjutnya: Klasemen Final Four Livoli 2025, Jadwal & Streaming Bank Jatim vs Petrokimia Gresik

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Baby & Kids Fair 1-15 Oktober 2025, Pokana-Zwitsal Diskon hingga 40%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×