Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pria yang dituduh menembak mati aktivis konservatif Charlie Kirk telah diidentifikasi sebagai Tyler Robinson, 22 tahun. Dia merupakan warga asli Utah yang telah tinggal bersama orang tuanya.
BBC melaporkan, Robinson ditahan pada 12 September 2025 setelah seorang anggota keluarga mengenalinya dalam rekaman CCTV. Ini menjadi sebuah perkembangan yang digambarkan oleh para penyidik sebagai kunci dalam mengakhiri perburuan nasional.
Anggota keluarga tersebut tampaknya adalah ayah Robinson, yang mendorongnya untuk menyerahkan diri, lapor mitra BBC di AS, CBS News, mengutip dua sumber penegak hukum.
Sang ayah kemudian dilaporkan menghubungi seorang teman keluarga yang kemudian memberi tahu kantor sheriff.
Dalam jumpa pers pada hari Jumat yang mengumumkan penangkapan tersebut, para pejabat FBI menolak membahas latar belakang Robinson, kecenderungan politik, atau kemungkinan motifnya, dengan mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
"Kami yakin telah menahan orang yang tepat," kata seorang juru bicara FBI.
"Tetapi kami masih berupaya untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang siapa dia dan mengapa dia bertindak," lanjutnya.
Baca Juga: Viral Komentar J.K. Rowling Pasca Pembunuhan Charlie Kirk, Apa Katanya?
Gubernur Utah Spencer Cox mengatakan seorang anggota keluarga yang diwawancarai oleh penyidik menyatakan bahwa Robinson telah menjadi "lebih politis" dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Cox, kerabat tersebut juga mengatakan bahwa selama percakapan makan malam sebelum serangan, Robinson menyatakan Kirk penuh dengan kebencian dan menyebarkan kebencian. Bahkan Robinson juga sempat menyebutkan acara Kirk yang akan datang di Utah Valley University.
"Mereka membicarakan mengapa mereka tidak menyukainya dan sudut pandangnya," kata Cox merujuk pada percakapan tersebut.
Catatan publik yang ditinjau oleh BBC menunjukkan bahwa Robinson sebelumnya terdaftar sebagai pemilih yang tidak terafiliasi, atau nonpartisan, di Utah.
Orang tuanya, Matthew Carl Robinson dan Amber Denise Robinson, terdaftar sebagai anggota Partai Republik, menurut catatan negara bagian.
Robinson tidak terdaftar di UVU, lokasi penembakan.
Baca Juga: 5 Pernyataan Kontroversial Charlie Kirk Sebelum Ditembak hingga Tewas
Dalam sebuah pernyataan, Dewan Pendidikan Tinggi Utah menyatakan bahwa Tyler James Robinson adalah mahasiswa tahun ketiga dalam program magang kelistrikan di Dixie Technical College.
"Sebelumnya, ia menghabiskan satu semester di Utah State University pada tahun 2021 dan memperoleh kredit pendaftaran bersama melalui Utah Tech University saat masih di sekolah menengah atas antara tahun 2019 dan 2021," tambahnya.
Akun media sosial menunjukkan bahwa ayah Robinson menjalankan bisnis pemasangan meja dapur dan kabinet, sementara ibunya adalah seorang pekerja sosial. Keluarganya beragama Mormon dan aktif di gereja setempat.
Pihak berwenang mengatakan Robinson juga tampaknya aktif di Discord, platform media sosial yang utamanya digunakan oleh para gamer, tetapi kini juga populer di komunitas lain.
Teman sekamarnya dilaporkan menunjukkan kepada penyidik serangkaian pesan di Discord dari seorang kontak bernama "Tyler" yang merujuk pada "titik jatuh" senapan dan instruksi tentang cara mengambil dan menyembunyikan senjata tersebut.
Tonton: Geger Politikus AS Charlie Kirk Ditembak Mati, Trump Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Discord kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa akunnya telah ditangguhkan.
"Kami telah menghapus akun tersangka karena melanggar kebijakan perilaku di luar platform kami," demikian pernyataan tersebut.
Untuk saat ini, Robinson masih ditahan sementara jaksa penuntut menyiapkan dakwaan resmi.
Penyelidikan terhadap latar belakang, motif, dan kemungkinan afiliasinya terus berlanjut dalam apa yang disebut para pejabat sebagai salah satu pembunuhan politik paling signifikan dalam sejarah AS baru-baru ini.
Selanjutnya: Intip Racikan Reksadana Saham Jawara Bulan Agustus
Menarik Dibaca: Google Pixel 10 Bawa Kamera 200MP, Zoom Periskopnya Bisa Bidik Objek Sampai 100x
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News