Sumber: Financial Express | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Steve Jobs, salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah teknologi, tidak hanya dikenal karena produk-produk revolusioner Apple, tetapi juga karena pendekatan uniknya terhadap pemikiran dan kreativitas.
Salah satu rahasia di balik otaknya yang cemerlang adalah "Aturan 10 Menit," sebuah kebiasaan sederhana yang ia gunakan untuk mengatasi kebuntuan dan kini didukung penuh oleh ilmu saraf modern, seperti dilansir dari Financial Express.
Baca Juga: Prediksi Harga Huawei Pura 80, Rilis di Indonesia 17 September
Dasar Filosofis dan Praktik Aturan 10 Menit
Pada dasarnya, "Aturan 10 Menit" adalah sebuah strategi untuk mengubah fokus mental saat menghadapi kebuntuan.
Aturan ini sangat mudah diterapkan: jika Anda merasa buntu dan tidak dapat memecahkan masalah dalam waktu sekitar 10 menit, alih-alih terus-menerus memaksakan diri di depan layar, Anda harus bangkit dan berjalan kaki sejenak.
Jobs dikenal sering melakukan pertemuan sambil berjalan, dan kebiasaan ini tampaknya menjadi inti dari pendekatannya.
Ini bukanlah sekadar istirahat biasa. Ini adalah jeda yang disengaja dan terstruktur. Tujuannya adalah untuk menarik diri sejenak dari lingkungan yang menyebabkan stres dan kebuntuan, sehingga otak dapat bekerja di latar belakang tanpa adanya tekanan langsung.
Dukungan Ilmiah dari Ilmuwan Saraf Cambridge
Mithu Storoni, seorang ilmuwan saraf dari Universitas Cambridge, adalah salah satu pendukung kuat di balik aturan Jobs ini, seperti dikutip oleh Financial Express.
Menurutnya, berjalan kaki memiliki manfaat ganda yang sangat penting bagi kinerja otak.
Pertama, berjalan kaki membantu menyelaraskan otak dan tubuh. Gerakan fisik yang berirama dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan, yang sering kali menjadi penghalang utama bagi pemikiran kreatif. Saat tubuh bergerak, pikiran pun ikut melepaskan diri dari tekanan.
Kedua, berjalan kaki membuat pikiran berada dalam kondisi "waspada namun teralihkan." Saat Anda duduk di depan meja, perhatian Anda cenderung terfiksasi pada masalah.
Sebaliknya, ketika Anda berjalan, otak Anda tetap aktif, tetapi perhatiannya tidak dapat sepenuhnya fokus pada satu hal.
Lingkungan di sekitar Anda, pepohonan, suara, atau pemandangan, secara alami akan mengalihkan pikiran Anda, memberikan ruang bagi ide-ide baru untuk muncul. Ini adalah konsep yang dikenal sebagai "pemikiran menyimpang" atau divergent thinking.
Tonton: APINDO: Guyuran Rp 200 Triliun ke Bank Himbara Perlu Diikuti Penurunan Bunga Kredit
Mengapa Berjalan Kaki Meningkatkan Kreativitas?
Beberapa studi telah membuktikan hubungan erat antara gerakan fisik dan peningkatan fungsi otak.
- Studi Stanford: Sebuah penelitian pada tahun 2014 oleh para peneliti di Universitas Stanford menunjukkan bahwa berjalan kaki dapat meningkatkan keluaran kreatif seseorang rata-rata sebesar 60%, seperti yang dilaporkan oleh Financial Express. Studi ini menyimpulkan bahwa tindakan berjalan itu sendiri, terlepas dari lingkungan, adalah faktor kunci dalam meningkatkan kreativitas.
- Koneksi Otak-Alam: Riset lain dalam jurnal Nature Scientific Reports menemukan bahwa berjalan kaki di luar ruangan dapat meningkatkan fungsi kognitif dan waktu reaksi. Paparan terhadap alam memiliki efek restoratif yang signifikan pada otak, mengurangi kelelahan mental dan meningkatkan kemampuan untuk fokus dan memecahkan masalah.
- Efek Micro-Break: Berbagai tinjauan ilmiah menunjukkan bahwa jeda singkat atau "micro-breaks" memiliki dampak positif besar pada kesejahteraan mental. Jeda ini membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan vitalitas, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan kinerja, terutama dalam tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran inovatif.
Singkatnya, Aturan 10 Menit adalah cara praktis untuk mendorong otak Anda keluar dari "mode macet." Ini mengubah pola pikir dari "memaksa" menjadi "membiarkan," memberi kesempatan bagi pikiran bawah sadar untuk memproses informasi dan menemukan solusi yang mungkin tidak terpikirkan saat Anda dalam kondisi tertekan.
Aturan 10 Menit dari Steve Jobs adalah bukti bahwa inovasi tidak selalu datang dari kerja keras yang tak kenal lelah, tetapi juga dari jeda yang cerdas.
Ini adalah pengingat penting bahwa otak kita bukanlah mesin yang bisa terus-menerus bekerja tanpa henti. Dengan mengintegrasikan gerakan fisik dan istirahat mental ke dalam rutinitas harian, kita dapat membuka potensi kreatif dan produktif yang lebih besar.
Jadi, lain kali Anda merasa buntu, jangan ragu untuk bangkit dari kursi dan berjalanlah selama 10 menit. Langkah kecil ini mungkin adalah kunci untuk menemukan ide besar berikutnya.
Selanjutnya: Harga Rumah di China Terus Turun, Butuh Dukungan Kebijakan Lebih Lanjut
Menarik Dibaca: Promo Chatime x Demon Slayer 15-18 September, Harga Spesial untuk 2 Minuman Favorit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News