kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%
SOSOK /

Profil Jane Goodall, Sang Primatolog yang Tutup Usia pada 91 Tahun


Kamis, 02 Oktober 2025 / 13:15 WIB
Profil Jane Goodall, Sang Primatolog yang Tutup Usia pada 91 Tahun
ILUSTRASI. Dr Jane Goodall  

Penulis: Bimo Kresnomurti

KONTAN.CO.ID - Simak profil Jane Goodall seorang ahli Primata yang tutup usia. Dunia ilmu pengetahuan dan konservasi kehilangan salah satu sosok paling berpengaruhnya.

Jane Goodall, primatolog dan aktivis lingkungan asal Inggris yang dikenal dengan penelitian revolusioner tentang simpanse di Gombe, Tanzania, telah wafat pada usia 91 tahun.

Warisan ilmu dan perjuangannya dalam melestarikan alam akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang di seluruh dunia.

Lalu, seperti apa sosok dari Jane Goodall? Cek penjelasan selengkapnya.

Baca Juga: Peringati Hari Danau Dunia, Kementerian LH Dorong Penyelamatan Danau

Profil Singkat

  • Nama lengkap: Valerie Jane Morris-Goodall
  • Lahir: 3 April 1934, Bournemouth, Inggris
  • Keahlian: Etologi, primatologi, konservasionis
  • Institusi: Pendiri Jane Goodall Institute

Jane Goodall dianugerahi gelar “Dame” dalam Orde Kerajaan Inggris (honoris causa) serta berbagai penghargaan internasional atas kontribusinya.

Baca Juga: Tantangan Dekarbonisasi, Mulai dari Integrasi Regulasi Hingga Efisiensi Energi

Perjalanan Hidup dan Karier

1. Masa Kecil & Ketertarikan Awal

Melansir dari Biography, Jane sejak kecil menyukai alam dan binatang. Ia tumbuh dengan hewan peliharaan seperti anjing, kura-kura, dan kuda kecil, serta sering membayangkan dirinya hidup di alam liar.

Meski tidak langsung menempuh kuliah setelah sekolah menengah, ia memilih bekerja untuk mengasah keterampilan praktis sambil menabung agar bisa mewujudkan mimpinya pergi ke Afrika.

2. Awal ke Afrika & Bertemu Louis Leakey

Pada usia 23 tahun, Jane berangkat ke Kenya. Di sana ia bertemu dengan paleoantropolog Inggris, Louis Leakey, yang kemudian memfasilitasi penelitian jangka panjang Jane tentang simpanse liar di Gombe, Tanzania.

3. Studi di Gombe & Penemuan Revolusioner

Pada Juli 1960, Jane mulai mengamati komunitas simpanse liar di hutan Gombe. Ia menemukan fakta-fakta penting yang mengubah pandangan dunia tentang simpanse, antara lain:

Simpanse mampu membuat dan menggunakan alat, seperti ranting untuk mengambil rayap. Mereka memiliki struktur sosial dan emosi yang kompleks, menunjukkan kasih sayang, persahabatan, bahkan konflik.

Simpanse bersifat omnivora, bukan hanya pemakan tumbuhan, karena Jane melihat mereka juga berburu hewan kecil.

Baca Juga: Kementerian ESDM Pastikan Izin Operasi PT Gag Nikel untuk Proses Audit Lingkungan

Dalam kelompok simpanse bisa terjadi konflik dan kekerasan. Yang membuat penelitiannya unik, Jane memberi nama pada tiap individu simpanse alih-alih memberi nomor, sehingga ia membangun pendekatan yang lebih personal dan emosional.

Tahun 1965, ia berhasil meraih gelar Ph.D. dari Universitas Cambridge meskipun tidak memiliki gelar sarjana sebelumnya, sebuah prestasi yang langka.

4. Dari Peneliti ke Aktivis & Konservasionis

Menyadari ancaman besar terhadap simpanse akibat deforestasi, perburuan, dan perdagangan hewan, Jane kemudian mengarahkan fokusnya pada konservasi dan advokasi. Pada tahun 1977, ia mendirikan Jane Goodall Institute, sebuah lembaga nonprofit yang bergerak dalam penelitian, pelestarian, serta pendidikan masyarakat.

Selain itu, ia juga meluncurkan program Roots & Shoots yang memberdayakan generasi muda untuk peduli pada lingkungan. Penelitian di Gombe yang ia mulai kini masih berlanjut, menjadikannya studi lapangan simpanse terlama di dunia.

Baca Juga: PBB Menilai Ilegal 158 Perusahaan Beroperasi di Israel

Warisan dan Pengaruh

Jane Goodall bukan hanya dikenal sebagai ilmuwan, tetapi juga sebagai simbol empati, harapan, dan aksi nyata dalam menjaga alam. Melalui buku, ceramah, dan kampanye global, ia terus menyerukan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Ia pun menerima banyak penghargaan internasional, termasuk gelar Messenger of Peace dari PBB, yang menegaskan perannya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sains dan konservasi lingkungan.

Demikian informasi mengenai profil Jane Goodall seorang ahli Primata yang tutup usia.

Tonton: Peredaran Elpiji Oplosan Masih Marak, Pertamina Ujicoba Seal Cap di Kemasan 50 Kg

Selanjutnya: Promo HokBen Hari Batik Nasional 2025, Dapatkan Gratis Curry Minche Ball

Menarik Dibaca: Edena Tawarkan Cara Baru Berinvestasi Lewat Pasar Karbon, Begini Caranya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×