kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%
SOSOK /

Phoebe Gates: Privilege, Tekanan, dan Upaya Membangun Identitas Diri


Kamis, 04 Desember 2025 / 15:58 WIB
Phoebe Gates: Privilege, Tekanan, dan Upaya Membangun Identitas Diri
ILUSTRASI. Phoebe Gates: Privilege, Tekanan, dan Upaya Membangun Identitas Diri.

Sumber: Times of India | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Menjadi anak dari salah satu orang terkaya di dunia membawa beban dan keuntungan sekaligus bagi Phoebe Gates. 

Phoebe Gates, putri bungsu dari Bill Gates dan Melinda French Gates, baru-baru ini berbagi secara terbuka bagaimana hidupnya diwarnai oleh privilege, tekanan, dan ekspektasi publik. 

Lewat pernyataannya dalam sebuah wawancara yang dilansir dari The Times of India, ia mengakui banyak kemudahan yang ia nikmati sekaligus menyadari bahwa privilege itu membawa tantangan tersendiri dalam membentuk identitasnya. 

Baca Juga: Profil Livia Voigt, Miliarder Muda Brasil yang Jadi Pewaris Bisnis Raksasa WEG

Privilege dalam Hidup Phoebe Gates

Phoebe secara jujur menyatakan bahwa ia tidak perlu berjuang mendapat beasiswa untuk masuk perguruan tinggi karena keluarganya sudah memastikan biaya kuliah akan ditanggung. 

Ia mengaku bahwa akses terhadap pendidikan, lingkungan, dan peluang orang biasanya sulit didapat menjadi bagian dari kenyataan hidupnya. 

Dikutip dari The Times of India, ia bilang bahwa jika bukan karena orang tuanya sebagai “fondasi”, ia tidak akan memiliki banyak kesempatan seperti sekarang.

Pernyataan ini menunjukkan kesadaran Phoebe bahwa hidup dengan privilege berarti banyak pintu telah terbuka sejak awal.

Namun privilege itu datang bersama beban emosional. Phoebe pernah mengungkapkan bahwa memakai nama besar keluarganya membuat banyak orang mendekatinya dengan motif salah. 

Karena itu, sejak sekolah anak-anak Bill Gates menggunakan nama ibu mereka untuk menghindari sorotan identitas publik.

Keputusan ini menurut Phoebe, membantu teman-teman di sekolah memperlakukan dia seperti anak biasa, bukan sebagai “anak kaya”.

Tantangan Hidup di Bawah Sorotan Publik

Meskipun mendapatkan banyak kemudahan, Phoebe mengaku bahwa ia sering merasa tekanan dari ekspektasi orang lain. 

Ia menyebut bahwa sebagai “anak miliarder” atau “nepo baby” memaksa dirinya untuk terus membuktikan bahwa keberhasilannya bukan hanya karena nama besar keluarganya. 

Ia mengatakan bahwa kekurangan identitas “sendiri” membuat ia harus ekstra keras untuk menunjukkan bahwa ia sendiri punya kemampuan dan usaha.

Ketika memasuki perguruan tinggi, Phoebe menghadapi masa adaptasi yang sulit. Ia menyadari bahwa banyak orang melihatnya secara berbeda, bukan sebagai mahasiswa biasa, melainkan sebagai anak kaya. 

Tekanan ini sempat membuatnya merasa insecure, dan ia harus berusaha keras agar bisa diterima sebagai individu, bukan sekadar sebagai bagian dari warisan nama besar.

Tonton: Mungkinkah UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp 6 Juta? Ini Kata Pramono

Upaya Phoebe Gates Menjadi Diri Sendiri

Phoebe tidak tinggal diam terhadap stereotip yang melekat padanya. Ia memilih untuk membangun identitas independen lewat pendidikan, karya, dan aktivitasnya sendiri. 

Ia bahkan bersama teman kuliahnya meluncurkan podcast dan proyek sendiri sebagai upaya menunjukkan bahwa ia bisa berkreasi tanpa mengandalkan kekayaan orang tua.

Dengan kesadaran akan privilege, Phoebe percaya bahwa mengakuinya adalah bagian dari tanggung jawab. 

Ia menegaskan bahwa meskipun ia diberi banyak keuntungan, hal itu tidak membuatnya merasa pantas untuk dianggap lebih dari orang lain, ia tetap harus berproses dan bekerja keras untuk mendapatkan pengakuan atas dirinya sendiri.

Pelajaran dari Kehidupan Privilege

Kisah Phoebe Gates mengingatkan bahwa privilege tidak selalu identik dengan kebahagiaan atau kehidupan tanpa beban. 

Di balik kenyamanan dan akses istimewa, ada tanggung jawab, tekanan sosial, dan tantangan membentuk identitas sejati. 

Privilege bisa menjadi kesempatan jika digunakan dengan kesadaran, integritas, dan kerja keras. Phoebe memilih untuk mengakui keuntungannya lalu membangun jalannya sendiri.

Kehidupannya membuktikan bahwa terlahir di keluarga kaya bukan jaminan kehidupan mudah secara emosional maupun sosial. Namun dengan kejujuran, keberanian, dan upaya keras, seseorang tetap bisa membentuk jalan hidupnya sendiri tanpa hanya mengandalkan nama atau harta.

Selanjutnya: Prediksi Susunan Pemain Persib Bandung vs Borneo FC di Super League 2025-2026

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Jumat 5 Desember 2025, Proyek Kolaboratif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×