kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%
SOSOK /

Pabrik Miliarder 2025: 8 Perusahaan Cetak Kekayaan Triliunan


Minggu, 28 Desember 2025 / 06:26 WIB
Pabrik Miliarder 2025: 8 Perusahaan Cetak Kekayaan Triliunan
ILUSTRASI. Pabrik Miliarder 2025: 8 Perusahaan Cetak Kekayaan Triliunan. (Dok/New York Times)

Sumber: Forbes | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Di tengah reli pasar saham Amerika Serikat yang menyentuh rekor tertinggi, fenomena baru muncul di jagat korporasi global.

Sejumlah perusahaan teknologi dan investasi kini dijuluki sebagai "pabrik miliarder" karena kemampuannya mencetak orang-orang terkaya di dunia dari jajaran pendiri, investor awal, hingga eksekutif puncaknya.

Hingga penghujung tahun 2025, tercatat ada 54 miliarder self-made di Amerika Serikat yang sumber kekayaan utamanya berasal dari delapan perusahaan besar saja.

Baca Juga: AI Agents & UKM: Strategi Jitu Mark Cuban untuk Fresh Graduate

Fenomena ini didorong oleh kombinasi antara kemajuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), kekuatan bunga majemuk (compound interest), serta kedekatan strategis dengan kebijakan pemerintah AS.

Melansir laporan Forbes, perusahaan raksasa seperti Alphabet, Meta, dan Microsoft terus memperkaya pemangku kepentingannya seiring dengan pertumbuhan harga saham yang masif.

Namun, startup muda seperti Anthropic juga mulai masuk ke jajaran elit ini berkat valuasi yang melonjak drastis akibat demam AI.

Dominasi Sektor Teknologi dan AI

Sektor teknologi tetap menjadi mesin utama pencetak kekayaan. Berdasarkan data yang dihimpun hingga 22 Desember 2025, Alphabet, induk usaha Google, menempati posisi puncak sebagai perusahaan yang paling banyak menghasilkan miliarder.

Perusahaan yang didirikan pada 1998 ini telah mencetak 10 miliarder dengan total kekayaan kolektif mencapai US$ 618,2 miliar.

Selain duo pendiri Larry Page dan Sergey Brin, daftar ini mencakup investor awal serta mantan CEO Eric Schmidt dan CEO saat ini, Sundar Pichai.

Kekuatan ekonomi Google bersumber dari dominasi iklan digital dan investasi besar-besaran pada infrastruktur AI yang kini menjadi tulang punggung teknologi global.

Mengutip data dari Forbes, berikut adalah rincian delapan perusahaan "pabrik miliarder" tersebut:

  • Alphabet (Google): 10 miliarder (Total kekayaan US$ 618,2 miliar).
  • Meta (Facebook): 8 miliarder (Total kekayaan US$ 314 miliar).
  • AppLovin: 8 miliarder (Total kekayaan US$ 76,6 miliar).
  • Anthropic: 7 miliarder (Total kekayaan US$ 25,9 miliar).
  • Blackstone: 6 miliarder (Total kekayaan US$ 68,5 miliar).
  • Microsoft: 5 miliarder (Total kekayaan US$ 290,5 miliar).
  • Thoma Bravo: 5 miliarder (Total kekayaan US$ 33,2 miliar).
  • Snowflake: 5 miliarder (Total kekayaan US$ 9,2 miliar).

Baca Juga: Nvidia Rogoh US$20M untuk Talenta & Tech Groq

Lonjakan Valuasi Startup AI

Salah satu kejutan terbesar di tahun 2025 datang dari Anthropic. Startup AI yang baru berusia empat tahun ini berhasil mencetak tujuh miliarder sekaligus setelah valuasinya meroket.

Menurut sumber yang dikutip oleh Forbes, Anthropic memulai tahun 2025 dengan valuasi US$ 18 miliar, namun pada bulan September valuasinya melonjak menjadi US$ 183 miliar setelah putaran pendanaan baru sebesar US$ 13 miliar.

Ketujuh pendiri Anthropic, yang merupakan alumni OpenAI, kini masuk ke dalam klub "tiga koma" atau miliarder.

Hal ini membuktikan bahwa momentum AI mampu menciptakan kekayaan dalam waktu yang sangat singkat dibandingkan sektor industri tradisional.

Selain teknologi konsumen, sektor investasi seperti private equity juga menunjukkan kekuatannya.

Blackstone dan Thoma Bravo menjadi bukti bagaimana pengelolaan aset dan investasi strategis pada pusat data serta startup AI mampu melambungkan kekayaan para mitranya ke level miliarder.

Faktor Pendukung: Politik dan Pasar Saham

Pertumbuhan kekayaan para taipan ini tidak lepas dari kondisi makroekonomi dan stabilitas pasar saham di Amerika Serikat.

Indeks pasar yang berada di level tertinggi sepanjang masa memberikan katalis positif bagi valuasi perusahaan publik maupun privat.

Selain itu, hubungan yang semakin erat antara para bos teknologi dengan otoritas di Washington turut memberikan pengaruh.

Tonton: Najib Razak Divonis 15 Tahun Penjara Denda 11,39 Miliar! Skandal 1MDB Kembali Guncang Malaysia

Dilansir dari Forbes, sejumlah konglomerat teknologi diketahui menjadi tamu rutin di Gedung Putih guna mendiskusikan arah kebijakan teknologi nasional di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Meski demikian, status sebagai "pabrik miliarder" bersifat dinamis. Nvidia, yang sempat menyentuh kapitalisasi pasar US$ 5 triliun pada Oktober 2025, sempat melahirkan dua miliarder baru.

Namun, penurunan harga saham sebesar 10% baru-baru ini membuat tiga orang di antaranya kembali ke status "centi-millionaire".

Keberhasilan perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bahwa penguasaan teknologi mutakhir dan akses terhadap modal menjadi faktor pembeda utama dalam peta kekayaan global saat ini.

Bagi para investor, pergerakan saham dari delapan perusahaan ini tetap menjadi indikator penting dalam memantau pertumbuhan ekonomi digital dunia.

Selanjutnya: Simak Strategi Samator Indo Gas (AGII) Tingkatkan Produksi & Kinerja di Tahun 2026

Menarik Dibaca: Inspirasi Ruang Tamu dan Ruang Makan Bergaya Mode yang Punya Nilai Lebih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×