Sumber: Yahoo Finance | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Miliarder teknologi Elon Musk memberikan proyeksi optimistis terhadap masa depan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Musk memprediksi bahwa ekonomi AS berpotensi mencatatkan pertumbuhan hingga dua digit pada akhir tahun 2026.
Proyeksi ini muncul di tengah penantian para pelaku pasar, khususnya investor aset kripto, terhadap perubahan arah tren pasar di masa mendatang.
Baca Juga: Harta Pham Nhat Vuong Turun US$1,9 Miliar dalam Sehari, Ini Penyebabnya
Pernyataan Musk tersebut dinilai memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga Bitcoin (BTC).
Para investor Bitcoin umumnya memantau indikator makroekonomi seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, dan kebijakan bank sentral untuk mengukur pengaruh tren finansial yang lebih luas terhadap aset digital.
Optimisme Berbasis Kecerdasan Buatan
Melansir laporan dari Yahoo Finance, Elon Musk menyampaikan prediksinya melalui sebuah unggahan di platform X pada malam Natal. Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang signifikan dapat terjadi dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan ke depan.
"Pertumbuhan dua digit akan datang dalam 12 hingga 18 bulan. Jika kecerdasan terapan menjadi proksi bagi pertumbuhan ekonomi, yang mana memang seharusnya demikian, maka pertumbuhan tiga digit mungkin terjadi dalam kurun waktu sekitar lima tahun," tulis Musk dalam unggahannya.
Prediksi ini langsung memicu reaksi dari berbagai pengamat pasar. Mario Nawfal, seorang komentator pasar dan pedagang kripto, menilai bahwa pandangan Musk melampaui analisis konvensional Wall Street yang masih terpaku pada lembar kerja statistik tradisional.
Selain itu, penyedia infrastruktur imbal hasil Real World Asset (RWA), Oryon Finance, menyebut bahwa prediksi Musk biasanya bukan sekadar kebisingan tanpa makna, melainkan indikasi arah inovasi masa depan.
Dikutip dari sumber yang sama, lonjakan pertumbuhan ekonomi dua digit diyakini akan memberikan keuntungan besar bagi pasar kripto secara luas.
Ekspansi ekonomi yang cepat cenderung meningkatkan kepercayaan investor, likuiditas pasar, dan nafsu makan terhadap risiko. Faktor-faktor tersebut merupakan katalis utama bagi aset spekulatif seperti Bitcoin.
Baca Juga: Bill Gates Alihkan Miliaran Dolar ke Yayasan Mantan Istri
Dampak Makroekonomi Terhadap Bitcoin
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan pasar aset digital dapat dijelaskan melalui beberapa mekanisme pasar.
Peningkatan laba korporasi dan pendapatan rumah tangga memberikan lebih banyak ruang bagi investor institusi maupun ritel untuk mengalokasikan modal ke aset alternatif.
Berikut adalah beberapa poin kunci mengenai potensi dampak pertumbuhan ekonomi terhadap Bitcoin:
- Peningkatan Likuiditas: Ekonomi yang bergairah meningkatkan aliran modal masuk ke berbagai instrumen investasi, termasuk kripto.
- Adopsi Korporasi: Pertumbuhan yang didorong oleh inovasi kecerdasan buatan (AI) dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam operasional mereka.
- Lindung Nilai Inflasi: Jika pertumbuhan yang sangat cepat memicu inflasi, daya tarik Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang fiat diprediksi akan semakin kuat.
Tonton: Jelang Sidang Dakwaan Korupsi Chromebook, Kondisi Nadiem Makarim Dikabarkan Sehat
Kewaspadaan di Tengah Sentimen Bearish
Meski Musk melontarkan pandangan optimistis, tidak semua pihak sepakat dengan prediksi tersebut. Investor ternama dari program Shark Tank, Mark Cuban, mempertanyakan implikasi sosial dari percepatan produktivitas yang sangat tinggi tersebut.
Cuban menyoroti mengenai seberapa terkonsentrasi distribusi kekayaan yang akan dihasilkan dari pertumbuhan tersebut.
Di sisi lain, tantangan teknis bagi Bitcoin masih membayangi. Melansir Yahoo Finance, pedagang veteran Peter Brandt dan peneliti dari Fidelity, Jurrien Timmer, memberikan proyeksi yang lebih konservatif.
Brandt memprediksi kemungkinan Bitcoin terkoreksi lebih dalam, sementara Timmer memperkirakan harga akan berkonsolidasi di kisaran US$ 65.000-75.000 pada tahun 2026.
Berdasarkan data dari CoinGecko, pada saat laporan ini disusun, Bitcoin diperdagangkan di level US$ 88.600. Meskipun harga masih menunjukkan fluktuasi harian, narasi mengenai "hiper-pertumbuhan" ekonomi yang dipicu oleh teknologi terus menjadi bahan diskusi hangat di kalangan pelaku pasar modal dan investor global.
Kredibilitas prediksi Musk ini akan diuji oleh data ekonomi riil dalam beberapa kuartal mendatang. Bagi investor di Indonesia, perkembangan ekonomi global ini tetap menjadi faktor penting dalam menentukan strategi diversifikasi portofolio, terutama pada aset yang sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter dan pertumbuhan global.
Selanjutnya: Printer Tidak Mau Cetak? Ikuti 7 Langkah Sederhana Ini
Menarik Dibaca: Promo Pepper Lunch Set Mevvah Desember 2025, 3 Paket Ekonomis Mulai Rp 100.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













