Sumber: Yahoo Finance | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Jeff Bezos dikenal sebagai salah satu pendiri perusahaan paling inovatif di dunia. Amazon tumbuh dari toko buku daring menjadi raksasa global yang merambah komputasi awan, logistik, hiburan, hingga kecerdasan buatan.
Namun di balik reputasi tersebut, Bezos mengakui bahwa sifatnya sebagai penemu justru pernah menjadi ancaman serius bagi perusahaan yang ia bangun sendiri.
Kisah reflektif ini diungkap Bezos dalam sebuah forum teknologi internasional, Italian Tech Week, saat ia menjadi pembicara.
Baca Juga: Idan Ofer & Eyal Ofer: Mengulas Portofolio Bisnis Dua Orang Terkaya di Israel
Mengutip Yahoo Finance, ia kembali mengenang momen awal perjalanan Amazon ketika aliran ide yang tak pernah berhenti hampir menjadi bumerang.
Pengakuan tersebut membuka sisi lain dari perjalanan Amazon yang jarang dibahas, yakni pentingnya disiplin dalam mengelola kreativitas.
Bezos dan Naluri sebagai Penemu
Jeff Bezos menyebut dirinya sebagai seorang inventor sejati, mengutip dari Yahoo Finance.
Ia mengaku paling nyaman berada di ruangan kecil dengan papan tulis, berdiskusi dan melemparkan berbagai gagasan. Dalam waktu singkat, ia bisa menghasilkan puluhan ide baru tanpa kesulitan.
Bagi banyak pendiri perusahaan, kemampuan ini dianggap keunggulan mutlak. Di fase awal Amazon, ide ide Bezos menjadi bahan bakar pertumbuhan. Namun seiring perusahaan membesar, pola yang sama mulai memunculkan risiko baru yang tidak langsung terlihat.
Bezos menyadari bahwa tidak semua ide, sebaik apa pun, bisa langsung dijalankan oleh organisasi yang sedang tumbuh cepat.
Peringatan Mengejutkan dari Karyawan Senior
Titik balik terjadi ketika seorang eksekutif lama Amazon, Jeff Wilke, menyampaikan peringatan kepada Bezos.
Ia mengatakan kepada Bezos bahwa jumlah ide yang dimilikinya sudah cukup untuk menghancurkan Amazon.
Ucapan tersebut membuat Bezos terkejut. Ia mengaku tidak pernah memandang ide sebagai beban.
Bagi Wilke, yang memiliki latar belakang manufaktur, setiap ide baru pada dasarnya adalah pekerjaan tambahan yang masuk ke antrean perusahaan.
Jika antrean itu terlalu panjang dan kapasitas tim terbatas, ide tersebut tidak menciptakan nilai, justru menjadi distraksi.
Pandangan ini mengubah cara Bezos memahami hubungan antara kreativitas dan kapasitas organisasi.
Baca Juga: Bill Gates: Inspirasi Pelajar Tingkatkan Semangat Belajar & Karier
Mengelola Ide dengan Disiplin dan Waktu yang Tepat
Setelah menerima masukan tersebut, Bezos mulai mengubah pendekatannya. Ia tidak lagi membanjiri Amazon dengan inisiatif baru secara bersamaan.
Sebaliknya, ia mulai memprioritaskan ide, menyimpannya dalam daftar, dan menunggu hingga organisasi benar benar siap untuk mengeksekusinya.
Bezos menyadari bahwa ide yang baik pun bisa menjadi masalah jika dilepaskan pada waktu yang salah.
Ia belajar menahan diri, sebuah hal yang tidak mudah bagi seseorang yang terbiasa berpikir cepat dan kreatif. Langkah ini membantu Amazon menghindari kelelahan organisasi dan fokus pada inisiatif yang paling berdampak.
Membangun Organisasi yang Siap Berinovasi
Selain menyaring ide, Bezos juga mengubah fokusnya pada pembangunan struktur perusahaan. Ia mulai berpikir bukan hanya sebagai penghasil ide, tetapi sebagai arsitek organisasi.
Pertanyaan utamanya adalah bagaimana membangun perusahaan yang mampu menampung lebih banyak inovasi di masa depan.
Jawabannya terletak pada pengembangan kepemimpinan, peningkatan kapasitas tim, dan penciptaan sistem kerja yang efisien.
Dengan fondasi tersebut, Amazon mampu menjalankan banyak proyek besar secara bersamaan tanpa kehilangan arah.
Pendekatan ini membuat Amazon tidak melambat, justru menjadi lebih cerdas dalam berinovasi. Perusahaan dapat bergerak cepat, tetapi tetap terkontrol.
Filosofi Eksplorasi dan Proses yang Tidak Selalu Rapi
Dalam kesempatan yang sama, Bezos juga membagikan pandangannya tentang eksplorasi. Ia menekankan bahwa kemajuan jarang mengikuti jalur lurus.
Menurutnya, menjelajah dan mencoba hal baru bukanlah kebalikan dari efisiensi, melainkan bagian penting dari proses menemukan terobosan.
Bezos menggambarkan inovasi seperti perjalanan menuju puncak gunung. Tujuan mungkin terlihat jelas, tetapi jalur menuju ke sana sering kali tidak terlihat. Proses mencoba, tersesat, dan memperbaiki arah adalah bagian alami dari pencapaian besar.
Pandangan ini memperkuat filosofi Amazon yang dikenal berani bereksperimen, namun tetap disiplin dalam eksekusi.
Tonton: Trump Semprot The Fed Potong Bunga Terlalu Kecil, Powell Harus Diganti!
Fokus Baru Bezos dan Pelajaran bagi Pendiri Bisnis
Saat ini, Bezos mengalihkan sebagian besar perhatiannya ke Blue Origin, perusahaan antariksa yang ia dirikan dengan visi jangka panjang.
Ia menyebut bisnis ini berpotensi menjadi yang terbaik dalam hidupnya, meski membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk berkembang.
Bagi para pendiri startup, investor, dan pemimpin bisnis, kisah ini menawarkan pelajaran penting. Ide yang melimpah bukan jaminan kesuksesan tanpa pengelolaan yang tepat.
Waktu, struktur, dan kapasitas organisasi sama pentingnya dengan kreativitas itu sendiri.
Selanjutnya: Daftar Film Natal Aktris Lindsay Lohan, Didominasi Rom-Com Manis
Menarik Dibaca: Daftar Film Natal Aktris Lindsay Lohan, Didominasi Rom-Com Manis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













