Sumber: Business Insider | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Rencana besar Google terkait masa depan komputasi kembali menjadi sorotan global setelah perusahaan tersebut mengumumkan niat untuk membangun pusat data di luar angkasa. I
Melansir Business Insider, CEO Google Sundar Pichai menjelaskan arah baru pengelolaan energi untuk kebutuhan komputasi kecerdasan buatan.
Langkah ini sekaligus menandai awal perlombaan baru dalam dunia teknologi yang memanfaatkan ruang angkasa untuk mengatasi keterbatasan energi di bumi.
Project Suncatcher menjadi fondasi dari upaya Google untuk mengurangi dampak lingkungan dari kebutuhan daya pusat data.
Baca Juga: Daftar 20 Orang Terkaya di Indonesia Awal Desember 2025: Prajogo Pangestu Memimpin
Dalam penjelasan yang dikutip dari Business Insider, proyek ini dirancang untuk memanfaatkan energi matahari secara maksimal yang jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan pasokan energi di permukaan bumi.
Google melihat upaya ini sebagai inovasi jangka panjang yang akan mengubah cara pusat data beroperasi di masa depan.
Project Suncatcher, Inisiatif Baru Google untuk Komputasi Luar Angkasa
Google telah mengembangkan riset jangka panjang yang disebut Project Suncatcher dengan tujuan untuk suatu hari meningkatkan proses pembelajaran mesin di luar angkasa.
Rencana ini muncul di tengah meningkatnya kebutuhan energi untuk mengoperasikan pusat data kecerdasan buatan serta keinginan untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas komputasi global.
Dalam wawancaranya dengan Shannon Bream pada acara Fox News Sunday, Sundar Pichai menyampaikan bahwa Google menargetkan pengiriman perangkat pertama ke luar angkasa pada 2027.
Pengiriman ini melibatkan rak mesin berukuran kecil yang akan ditempatkan di satelit sebagai langkah awal pengujian. Proses pengembangan selanjutnya diharapkan dilakukan secara bertahap hingga dapat mencapai skala operasional penuh.
Pichai menambahkan bahwa dalam jangka satu dekade, pembangunan pusat data di luar angkasa akan menjadi hal yang umum dilakukan industri.
Ia menjelaskan bahwa energi matahari di luar angkasa tersedia dalam jumlah sangat besar sehingga dapat dimanfaatkan tanpa batas untuk kebutuhan komputasi tingkat tinggi.
Mengalihkan Beban Energi dari Bumi ke Luar Angkasa
Peningkatan penggunaan kecerdasan buatan memicu kenaikan permintaan energi dalam skala besar. Isu mengenai dampak lingkungan dari pusat data menjadi perhatian berbagai lembaga global.
Sally Radwan selaku Kepala Digital United Nations Environment Program menilai bahwa jejak lingkungan dari teknologi ini perlu dipastikan berdampak positif bagi planet sebelum diterapkan dalam skala besar.
Beberapa faktor yang menimbulkan kekhawatiran meliputi kebutuhan material langka untuk produksi chip, volume limbah elektronik yang dihasilkan, kebutuhan air untuk pendinginan pusat data, serta emisi gas rumah kaca dari operasional pusat data.
Google berupaya mengalihkan sebagian beban tersebut ke luar angkasa sehingga dapat mengurangi tekanan energi dan lingkungan di bumi.
Pengembangan pusat data dalam orbit memungkinkan penyimpanan dan pemrosesan data menggunakan energi matahari secara langsung tanpa terbatas oleh kondisi atmosfer.
Sundar Pichai juga menyampaikan bahwa Google menargetkan penggunaan TPU buatan perusahaan di luar angkasa pada 2027 sebagai langkah awal implementasi teknologi ini.
Tonton: Penjualan Mobil Anjlok 10,6%, Menperin Usul Insentif untuk Selamatkan Industri Otomotif
Rencana Pengiriman Teknologi Google ke Luar Angkasa
Dalam penjelasannya, Pichai menyebut bahwa Google akan mengirim rak mesin berukuran kecil untuk diuji pada satelit.
Uji coba ini dilakukan untuk memastikan stabilitas, efisiensi daya, dan ketahanan perangkat terhadap kondisi luar angkasa. Jika pengujian berhasil, proyek ini akan ditingkatkan ke tahap berikutnya dengan pembangunan sistem berskala lebih besar.
Langkah awal ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Google untuk memanfaatkan ruang angkasa sebagai lokasi pusat data masa depan.
Inisiatif ini dinilai dapat menjadi solusi bagi kebutuhan energi komputasi yang terus meningkat seiring perkembangan kecerdasan buatan.
Profil Singkat Sundar Pichai
Sundar Pichai merupakan CEO Google yang dikenal dengan pendekatan teknologi berbasis inovasi jangka panjang.
Menurut Business Insider, Pichai telah memimpin berbagai transformasi besar di perusahaan mulai dari pengembangan produk pencarian, perluasan layanan cloud, sampai strategi teknologi kecerdasan buatan.
Pichai lahir di India dan kemudian menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat sebelum bergabung dengan Google. Ia mendapatkan kepercayaan memimpin perusahaan berkat rekam jejaknya dalam mengembangkan berbagai produk utama Google yang kini digunakan secara global.
Di bawah kepemimpinannya, Google terus memperluas riset inovatif seperti Project Suncatcher yang mengarah pada pemanfaatan teknologi luar angkasa.
Selanjutnya: Panglima TNI Jelaskan Bantuan Logistik Banjir Aceh Pecah dan Pastikan Evaluasi
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat 1-10 Desember 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Maskara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













