kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%
SOSOK /

Gelembung AI Mengintai? Bill Gates Soroti Risiko Investasi Teknologi


Sabtu, 13 Desember 2025 / 11:00 WIB
Gelembung AI Mengintai? Bill Gates Soroti Risiko Investasi Teknologi
ILUSTRASI. Gelembung AI Mengintai? Bill Gates Soroti Risiko Investasi Teknologi (REUTERS/Caitlin Ochs)

Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Euforia kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) masih menjadi penggerak utama pasar saham global.

Dalam beberapa tahun terakhir, lonjakan harga saham perusahaan teknologi berbasis AI mendorong reli pasar yang signifikan.

Namun di balik optimisme tersebut, Bill Gates menyampaikan peringatan penting bagi para investor. Pendiri Microsoft itu menilai bahwa tidak semua saham AI dengan valuasi tinggi saat ini akan terus naik nilainya.

Baca Juga: Idan Ofer & Eyal Ofer: Mengulas Portofolio Bisnis Dua Orang Terkaya di Israel

Gates menegaskan bahwa industri AI akan menjadi sangat kompetitif. Kondisi tersebut membuat sebagian perusahaan berisiko kehilangan nilai secara signifikan ketika ekspektasi pasar tidak sejalan dengan kinerja bisnis. Peringatan ini menjadi relevan di tengah kekhawatiran bahwa pasar tengah memasuki fase gelembung AI.

Bill Gates soroti persaingan ketat industri AI

Bill Gates menyampaikan bahwa tidak semua valuasi saham AI akan berakhir positif. Ia menilai sebagian saham teknologi yang saat ini diperdagangkan mahal berpotensi mengalami penurunan nilai.

Menurutnya, persaingan di industri AI akan berlangsung sangat ketat sehingga hanya perusahaan tertentu yang mampu bertahan dan menciptakan nilai jangka panjang.

Melansir Investopedia, dalam wawancaranya dengan CNBC, Gates menekankan bahwa investor tidak bisa berasumsi seluruh perusahaan AI akan menjadi pemenang.

Seleksi alam pasar akan terjadi seiring meningkatnya kompetisi, tekanan biaya, serta kebutuhan inovasi berkelanjutan. 

Belanja infrastruktur raksasa teknologi memicu kekhawatiran

Kekhawatiran investor turut dipicu oleh besarnya belanja infrastruktur AI yang dilakukan perusahaan teknologi besar.

Microsoft, Alphabet, Amazon, Meta Platforms, dan Oracle diperkirakan menghabiskan sekitar US$ 400 miliar pada tahun ini untuk infrastruktur, sebagian besar terkait pengembangan dan operasional AI.

Angka tersebut bahkan diproyeksikan meningkat menjadi lebih dari US$ 500 miliar pada tahun depan.

Skala investasi yang sangat besar ini menimbulkan pertanyaan mengenai efisiensi dan potensi kelebihan kapasitas, terutama jika pertumbuhan permintaan AI tidak sesuai dengan harapan pasar.

Situasi inilah yang memperkuat kekhawatiran akan terbentuknya gelembung di sektor AI.

Baca Juga: Bill Gates: Inspirasi Pelajar Tingkatkan Semangat Belajar & Karier

Valuasi saham AI dinilai terlalu tinggi

Sejumlah saham AI saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang dinilai ekstrem. Perusahaan perangkat lunak Palantir, misalnya, memiliki rasio price-to-earnings di atas 400, termasuk yang tertinggi di indeks S&P500. Angka tersebut mencerminkan ekspektasi pertumbuhan yang sangat agresif dari investor.

Produsen chip seperti Broadcom dan Advanced Micro Devices juga mencatat lonjakan harga saham signifikan.

Kenaikan tersebut mendorong rasio price to earnings keduanya melampaui 100, lebih dari tiga kali lipat rata-rata indeks S&P500. Valuasi tinggi ini membuat saham-saham tersebut rentan terhadap koreksi jika kinerja tidak memenuhi ekspektasi pasar.

Di sisi lain, perusahaan rintisan juga menjadi sorotan. OpenAI, pengembang ChatGPT, diperkirakan belum akan mencetak laba hingga akhir dekade ini. Meski demikian, valuasinya dilaporkan mencapai US$ 500 miliar, yang akan menempatkannya di jajaran perusahaan terbesar di Amerika Serikat jika tercatat di bursa.

Tidak semua perusahaan AI berada di zona berbahaya

Meski mengingatkan soal risiko, Bill Gates tidak menyamaratakan seluruh saham AI. Beberapa perusahaan justru mampu menjaga fundamental bisnisnya tetap solid meski harga saham melonjak.

Permintaan AI yang tinggi mendorong pertumbuhan bisnis komputasi awan milik Alphabet, Microsoft, dan Amazon.

Ketiga perusahaan tersebut masih memiliki rasio price to earnings di kisaran 30, relatif stabil dibanding lonjakan harga sahamnya. Nvidia juga menjadi contoh lain.

Permintaan chip AI membuat kapitalisasi pasarnya melonjak hingga sekitar US$ 4,5 triliun, namun sahamnya diperdagangkan di kisaran 45 kali laba, angka yang masih dianggap wajar oleh sebagian analis.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian perusahaan memang berhasil menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dan valuasi pasar.

Pasar tetap optimistis meski risiko membayangi

Sejak demam AI merebak di Wall Street, saham teknologi beberapa kali mengalami koreksi. Pada November lalu, kelompok saham Magnificent Seven hampir memasuki fase koreksi teknikal.

Perusahaan dengan posisi pasar yang lebih lemah, seperti Oracle dan CoreWeave, bahkan mencatat penurunan yang lebih tajam.

Namun kekhawatiran tersebut kembali mereda seiring aksi beli investor. Saham teknologi bangkit, dan indeks Nasdaq Composite tercatat hanya sekitar 1 persen di bawah rekor tertingginya pada akhir Oktober. Kondisi ini mencerminkan optimisme pasar yang masih kuat terhadap potensi AI.

Tonton: Trump Semprot The Fed Potong Bunga Terlalu Kecil, Powell Harus Diganti!

Gates tetap yakin pada dampak jangka panjang AI

Di luar peringatan soal valuasi saham, Bill Gates menegaskan keyakinannya bahwa AI akan membawa perubahan besar bagi dunia. Ia menilai teknologi ini memiliki potensi mendalam untuk mentransformasi sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian.

Menurut Gates, AI adalah teknologi yang akan membentuk ulang dunia dalam jangka panjang. Karena itu, peringatannya lebih ditujukan agar investor bersikap realistis dan selektif, bukan meragukan masa depan kecerdasan buatan itu sendiri.

Pandangan ini, sebagaimana dikutip dari Investopedia, menegaskan pentingnya keseimbangan antara optimisme teknologi dan kehati-hatian dalam berinvestasi.

Selanjutnya: Reply 1988 dan 5 Drakor Remaja Setting 80-90an Bikin Nostalgia

Menarik Dibaca: Reply 1988 dan 5 Drakor Remaja Setting 80-90an Bikin Nostalgia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×