kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   19,00   0,12%
  • IDX 7.910   55,58   0,71%
  • KOMPAS100 1.109   7,83   0,71%
  • LQ45 808   3,49   0,43%
  • ISSI 270   2,36   0,88%
  • IDX30 420   2,16   0,52%
  • IDXHIDIV20 487   2,40   0,50%
  • IDX80 122   0,70   0,57%
  • IDXV30 133   0,39   0,29%
  • IDXQ30 136   0,97   0,72%
SOSOK /

Anti Menabung, Robert Kiyosaki Bangga Punya Utang Rp 19,6 Triliun


Senin, 15 September 2025 / 08:13 WIB
Anti Menabung, Robert Kiyosaki Bangga Punya Utang Rp 19,6 Triliun
ILUSTRASI. Robert Kiyosaki kembali menarik perhatian publik setelah mengaku memiliki utang hingga US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun.

Sumber: Benzinga | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Nama Robert Kiyosaki tentu tidak asing lagi di dunia finansial. Penulis buku legendaris "Rich Dad, Poor Dad" ini dikenal sebagai sosok kontroversial yang sering mengguncang pandangan keuangan tradisional. 

Mengutip Benzinga, baru-baru ini, Kiyosaki kembali menarik perhatian publik setelah mengaku memiliki utang hingga US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun (kurs Rp 16.398). 

Bagi kebanyakan orang, jumlah itu terdengar menakutkan. Tapi bagi Kiyosaki? Justru itulah yang membuatnya kaya raya.

Utang Sebagai Alat Membangun Kekayaan

Lewat unggahan Instagram, Kiyosaki menjelaskan filosofinya: utang bukan musuh, melainkan senjata. Ia tidak menggunakan pinjaman untuk membeli barang konsumtif, melainkan untuk menambah aset produktif.

“Saya menggunakan utang sebagai uang. Saya tidak menabung, saya hanya menggunakan utang untuk membeli aset,” ujarnya.

Ferrari atau Rolls Royce miliknya, katanya, justru dianggap sebagai liabilitas. Sebaliknya, utang miliaran dolar yang ia ambil diarahkan ke investasi yang menghasilkan pendapatan, seperti properti dan instrumen lain.

Baca Juga: Investasi Robert Kiyosaki Berbuah Manis: Bitcoin, Emas, dan Perak Ungguli S&P 500

Anti Menabung, Pro Investasi

Kiyosaki terkenal skeptis terhadap kebiasaan menabung. Sejak AS meninggalkan standar emas pada 1971, ia melihat dolar terus melemah. Karena itu, ia lebih memilih mengonversi pendapatan menjadi emas, perak, hingga Bitcoin.

“Saya tidak percaya pada dolar,” katanya blak-blakan.

Baginya, menabung justru merugikan. Ia lebih percaya bahwa uang harus segera diputar ke aset yang memberikan cashflow.

Kiyosaki membedakan antara utang baik dan utang buruk. Utang baik adalah pinjaman yang digunakan untuk membeli aset produktif. Sementara utang buruk adalah utang konsumtif yang hanya menambah beban.

“Kalau saya bangkrut, bank juga bangkrut. Jadi bukan masalah saya,” katanya setengah bercanda, menegaskan posisinya sebagai debitur besar.

Strateginya jelas, gunakan utang sebagai leverage untuk melipatgandakan peluang.

Meski terdengar menarik, strategi Kiyosaki tentu tidak cocok bagi semua orang. Dibutuhkan pengetahuan finansial, keberanian, serta toleransi risiko yang tinggi untuk bermain di level miliaran dolar. Tidak semua orang siap atau mampu mengikuti jejaknya.

Baca Juga: Ini 3 Aset yang Jarang Dijual Robert Kiyosaki, Apa Saja?

Pesan Utama Kiyosaki

Apa pun pendapat Anda tentang gaya Kiyosaki, pesannya konsisten: pahami perbedaan antara aset dan liabilitas. Ia tidak menyarankan orang berutang sembarangan, melainkan menggunakan utang dengan cerdas sebagai alat membangun kekayaan.

Intinya, Kiyosaki mengajarkan bahwa utang bukan selalu bencana. Jika digunakan dengan benar, utang justru bisa menjadi kendaraan menuju kebebasan finansial.

Tonton: BSI Cuma Kebagian Dana SAL Rp 10 Triliun, Ini Penjelasan Menkeu Purbaya

Selanjutnya: APPI: Produsen Peralatan Listrik Melirik Peluang dari RUPTL dan Pasar Ekspor

Menarik Dibaca: IHSG di Fase Bullish Consolidation, Ini Rekomendasi Saham Mirae Sekuritas (15/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

×